Impor Sapi Australia Disetop, UMKM Perkecil Ukuran Sosis dan Nuget

14 Agustus 2023 15:07 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
sosis Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
sosis Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penyetopan sementara impor sapi dari negara importir langganan Indonesia, Australia, berdampak pada pelaku UMKM yang memproduksi produk olahan daging sapi seperti sosis sampai nuget.
ADVERTISEMENT
Ketua Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan, keterbatasan bahan baku memang tidak terlalu dirasakan produsen besar karena biasanya mereka sudah punya stok dari kontrak panjang, berbeda dengan industri rumahan seperti UMKM.
"Jadi yang besar rata-rata masih bertahan, cuma yang kecil yang rumah tangga yang bikin nuget, kan banyak, yang buat sosis di rumah tangga, biasanya mereka kalau enggak kecilkan ukuran ya naikkan harga," kata Adhi saat ditemui di Pullman Jakarta Central Park, Senin (14/8).
Adhi mengaku belum riset tentang berapa persen kenaikan harga olahan daging sapi imbas penyetopan sapi asal Australia, tapi yang pasti bila ada keterbatasan bahan baku akan membuat harganya naik dan produk olahan turunannya juga meningkat harganya.
ADVERTISEMENT
"Saya belum cek tapi yang jelas dengan kenaikan bahan baku ini pasti ada kenaikan harga di ritel," pungkasnya.
Saat ini, Indonesia menyetop sementara impor sapi dari 4 peternakan asal Australia karena positif terjangkit penyakit kulit atau Lumpy Skin Disease (LSD). Meski demikian ada 56 peternakan sapi dari Australia yang masih mendapat izin untuk ekspor sapi ke Indonesia.
Sebelumnya, Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, Bambang, mengatakan penyetopan sementara impor sapi tersebut dalam waktu dekat tidak akan membuat Indonesia krisis daging sapi.
"Sementara belum (berdampak signifikan). Dari 60 (peternakan di Australia), yang ditahan impor sementara ada 4 (peternakan). Ada 56 masih diizinkan tapi terus kita cek," kata Bambang saat konferensi pers di Kantor Barantan, Jakarta, Selasa (1/8).
ADVERTISEMENT
Meski begitu Bambang mengatakan Indonesia harus tetap waspada terhadap krisis pangan utamanya daging sapi sebagai sumber kebutuhan protein hewani di tengah krisis iklim yang terjadi saat ini. Pemerintah melakukan penjajakan negara-negara yang berpotensi bisa menjadi pemasok sapi ke Indonesia.
"Kita antar negara kan terbuka, jangan hanya berharap dari Australia saja, juga ada dari India, ada Brasil, ada Afrika Selatan yang sedang coba diupayakan Pak Menko Marves Luhut atas koordinasi dengan Badan Karantina," kata Bambang.