IHSG Diprediksi Melemah, Simak Rekomendasi Saham yang Berpotensi Cuan

Warga melihat layar pergerakan saham pada gawainya di Jakarta, Kamis (24/2/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada perdagangan Jumat (22/3). Pada perdagangan Kamis (21/3), IHSG ditutup menguat 7,225 poin atau 0,1 persen ke level 7.338,353.

Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, memperkirakan IHSG mengalami pelemahan terbatas ke kisaran 7.320-7.330 di akhir pekan. Secara teknikal, Stochastic RSI tertahan di area pivot, sementara pada MACD cenderung sideways.

“Dari regional, Jepang dijadwalkan rilis data inflasi Februari 2024. Inflasi Jepang diperkirakan naik ke 3 persen yoy di Maret 2024 dari 2,2 persen yoy di Februari 2024,” kata Valdy, Jumat (22/3).

Valdy melanjutkan, kenaikan juga dicatatkan oleh inflasi inti di Jepang. Imported inflation dampak pelemahan Yen sejak awal tahun 2024 diperkirakan jadi salah satu pemicu kenaikan inflasi tersebut.

“Kondisi ini memicu kenaikan yield obligasi di Jepang yang memicu peningkatan capital inflow, termasuk ke pasar modal Jepang,” lanjutnya.

Selain itu, salah satu agenda dalam Euro Summit yang tengah berlangsung adalah konflik Rusia dan Ukraina serta kondisi keuangan di Eropa. Pertemuan ini diharapkan dapat mendorong upaya rekonsiliasi dan stabilitas harga komoditas terutama natural gas.

“Kondisi tersebut dapat mempercepat atau setidaknya menjaga laju penurunan inflasi di kawasan Eropa,” ujar Valdy.

Sementara itu, Head of MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memprediksi IHSG masih berpeluang menguat untuk menguji 7.500-7.617. IHSG diperkirakan saat ini sedang membentuk wave (c) dari wave [iv] ke rentang area 7.219-7.238.

“Support IHSG di level 7.238 dan 7.197. Resistance IHSG di 7.444 dan 7.492,” terang Herditya.

Top picks saham dari Valdy di Jumat adalah BBTN, MDKA, ASII, INCO, TINS dan NCKL. Sedangkan Herditya merekomendasikan saham DEWA, ERAA, IMAS dan INKP.

***

Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.