Harga Bawang Putih dan Kedelai Diproyeksi Meroket Imbas Konflik Iran-Israel

22 April 2024 17:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang membersihkan kulit bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (4/7/2022). Foto: Budi Prasetiyo/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang membersihkan kulit bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (4/7/2022). Foto: Budi Prasetiyo/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harga bawang putih dan kedelai diproyeksi meroket akibat memanasnya hubungan antara Iran dan Israel. Deputi III Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Bidang Perekonomian, Edy Priyono, menuturkan hal ini karena bawang putih maupun kedelai merupakan komoditas yang bergantung pada impor.
ADVERTISEMENT
“Implikasinya barang-barang komoditas yang bergantung pada impor ini akan terjadi kenaikan, kalau terjadi pelemahan rupiah, terganggunya rantai pasok karena pada beberapa terusan terutama, pertama bawang putih, kedelai,” tutur Edy dalam Rapat Pengendalian Inflasi Daerah dikutip dari laman YouTube Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Senin (22/4).
Lebih lanjut Edy menjelaskan, konflik antarnegara berimbas pada rantai pasok pangan, termasuk jika konflik Iran-Israel tereskalasi. Terlebih menurutnya, saat ini situasi diperparah dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
“Pelemahan kurs, terjadi konflik biasanya investor pemegang dana mencari tempat yang dianggap aman, mereka cenderung memborong Dolar dan itu membuat dolar AS semakin mahal dan melemahkan mata uang lain, termasuk Rupiah,” jelasnya.
Berdasarkan data dari laman panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Senin (22/4) pukul 17.27 WIB, harga bawang putih bonggol dibanderol Rp 43.740 per kg naik 0,37 persen dibandingkan seminggu yang lalu. Harga tertinggi terjadi di Papua Tengah Rp 69.510 per kg, dan terendah di Bali Rp 37.460 per kg.
ADVERTISEMENT
Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Bapanas I Gusti Ketut Astawa menuturkan bawang putih memang tengah naik meski tipis. Ketut juga menyoroti adanya disparitas harga tertinggi dan terendah.
“Kami akan mengundang importir dan Kemendag melihat realisasi sejauh mana, sehingga kita akan memantau distribusi mereka di mana, kenapa Bali dan beberapa wilayah bisa rendah dan wilayah lain harus tinggi, sehingga kenaikan harga bawang putih bisa terkendala dengan baik,” kata Ketut dalam kesempatan yang sama.