Harga Bawang Merah Tembus Rp 52 Ribu per Kg, Bapanas Beralasan Akibat Hujan

22 April 2024 16:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bawang merah yang dijual di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (26/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bawang merah yang dijual di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (26/12/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pangan Nasional (Bapanas) membeberkan penyebab kenaikan harga bawang merah hingga kini mencapai harga Rp 52.310 per kg berdasarkan laman panel harga Bapanas, Senin (22/4).
ADVERTISEMENT
Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), I Gusti Ketut Astawa menuturkan, tingginya harga bawang putih di pasaran saat ini dikarenakan permasalahan cuaca.
“Kita lihat bawang merah ada kecenderungan naik memang betul. Otomatis posisi dengan kondisi hujan dan lain sebagainya, dia memang akan naik dengan kondisi sekarang,” tutur Ketut dalam Rapat Pengendalian Inflasi Daerah dikutip dari laman YouTube Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada Senin (22/4).
Ketut juga bilang, bawang merah juga menjadi satu-satunya bahan pangan pokok yang mengalami kenaikan harga di tingkat produsen.
“Semua pangan yang di tingkat produsen, kecuali bawang merah, kecenderungannya turun, dan daging ayam ras memang agak naik sedikit, kalau kita lihat GKP (gabah kering panen) posisinya sudah menurun yang dampaknya pada beras premium dan beras medium di tingkat produsen,” jelas Ketut.
Buruh tani menata bawang merah yang baru dipanen di Desa Langaleso, Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (20/11/2023). Foto: ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Dalam paparan Ketut, disebutkan penyebab kenaikan harga ini disebabkan oleh terganggunya produksi di beberapa sentra produksi bawang merah, akibat banjir.
ADVERTISEMENT
Salah satunya di Brebes, Cirebon, Kendal, Demak, Grobogan, Pati, dan beberapa kota lainnya di sepanjang jalur pantura Maret ini menurutnya, menyebabkan 2.500 hektare lahan tanam bawang merah gagal panen dari total luas tanam 7.500 hektare.
Adapun lokasi sentra produksi bawang merah di Indonesia berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) meliputi Jawa Tengah sebanyak 556.000 ton, Jawa Timur 40 juta ton, Sumatera Barat 207.000 ton, NTB 201.000 ton, Jawa Barat 193.000 ton, Sulawesi Selatan 175.000 ton, Sumatera Utara 64.000 ton, Bali 31.000 ton, DIY 22.000 ton, Jambi 16.000 ton.
Sebelum mengalami kenaikan, Ketut bilang, harga bawang merah pada tiga bulan pertama 2024 terpantau di bawah harga acuan.
Dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) 17 tahun 2023 HAP bawang merah rogol kering panen di tingkat produsen berkisar antara Rp 25.000 sampai dengan Rp 30.000 per kg.
ADVERTISEMENT
“Namun kalau kita lihat posisinya Januari, Februari, Maret itu di tingkat produsen jauh di bawah harga acuan Rp 25.000 sampai Rp 30.000 (per kg) di tingkat produsen,” imbuh Ketut.
Sehingga dalam paparannya Ketut menyinggung, kenaikan harga di mulai awal April merupakan kompensasi harga bawang merah yang jatuh bulan sebelumnya.
“Namun harapannya bisa dikendalikan, sehingga posisi harga di produsen harus kita jaga jangan sampai di bawah acuan, itu yang jadi target bersama dengan Kementan (Kementerian Pertanian),” tutup Ketut.