Gen Z Menjawab soal Pacaran Investasi Sia-sia hingga Perlukah Tahu Gaji Pacar

8 Januari 2023 19:10 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pacaran. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pacaran. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
May mengaku enggan memberi tahu besaran gaji maupun utang pribadinya ke pasangan. Kecuali bila mereka sudah komitmen bakal melangkah ke tahap serius.
ADVERTISEMENT
Menurut gen Z yang bekerja sebagai karyawan swasta itu, perkara finansial pribadi ialah hal yang sensitif untuk dibicarakan dengan pacar.
May was-was dan merasa ada kemungkinan pasangan memiliki niat jahat ketika mengetahui informasi tersebut.
"Misalkan kamu jujur uangnya berapa, takutnya dia itu ada niat jahat kan kita kan belum ke arah jenjang serius," kata May kepada kumparan, Minggu (8/1).
Kendati begitu, bagi May pacaran bukanlah investasi yang sia-sia. Dia membantah apa teori yang baru-baru ini diutarakan eks Menteri Keuangan Chatib Basri.
Sebab menurutnya, melalui fase ini sepasang kekasih berusaha untuk saling mengenal, lalu memasuki fase lebih intim untuk mengarah ke jenjang yang lebih serius.
com-Ilustrasi pasangan sedang belajar finansial rumah tangga. Foto: Shutterstock
Sedang bagi Cisilia, seorang content writer di perusahaan swasta, menceritakan informasi mengenai gaji dan utang merupakan hal yang penting ketika berpacaran. Sebab, hal tersebut juga berpengaruh terhadap psikologis pasangan.
ADVERTISEMENT
"Kalau menurut aku ya misalkan aku ada utang nih, aku pasti kepikiran dan ngaruh ke mood. Kalau pacar aku nggak tau bisa jadi berantem," kata dia.
Untuk itu, lanjut Cisilia, diperlukan komunikasi yang baik supaya hubungan dapat berjalan dengan lancar. "Tapi tetap disaring-saring lagi kalau yang sekiranya perlu atau nggak perlu dikasih tahu," imbuhnya.
Ditemui terpisah, seorang admin di kampus negeri bernama Melanie mengungkapkan, saling terbuka merupakan kunci dasar dalam sebuah hubungan. Tak ada salahnya jika pasangan membicarakan masalah gaji dan utang tentunya
"Better saling terbuka, menurut gue," kata dia.
Melanie menilai, pacaran bukanlah investasi yang sia-sia. Ketika melakukan kencan, Melanie mengaku sangat terbuka masalah split bill. Bahkan dia mengaku tak keberatan jika harus mengeluarkan dompet untuk kencan.
ADVERTISEMENT
"Lebih sadar diri aja sih, emang cowok pasti pengennya ngebayarin kencan. Tapi nggak apa-apa sesekali pakai duit duit cewek," terang Melanie.

Chatib Basri Analogikan Pacaran Investasi

Ekonom senior sekaligus mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menggambarkan pacaran sebagai bentuk dari investasi. Layaknya investasi, terdapat biaya hingga pengorbanan yang mesti dikeluarkan ketika sedang menjalin hubungan. Mulai dari waktu, perasaan, hingga uang.
"Teori ekonomi sebetulnya tidak hanya membahas mengenai masalah keuangan seperti untung rugi, biaya, dan investasi. Sejak beberapa puluh tahun yang lalu, beberapa ekonomi seperti Gary Becker, Richard H. Thaler, Steven D. Levitt, mencoba membahas perilaku manusia dari perspektif ekonomi," kata Chatib dalam reels Instagram pribadinya @chatibbasri, dikutip Minggu (8/1).
Chatib menjelaskan, semakin lama durasi seseorang berpacaran, maka semakin besar pula biaya yang dikeluarkan. Menariknya, biaya yang dikeluarkan ketika berpacaran tidak bisa ditarik kembali alias sunk cost.
Chatib Basri Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Pacaran yang sudah memakan waktu panjang, begitu banyak investasi yang sudah dilakukan, begitu banyak pengorbanan yang sudah dilakukan, sunk cost menjadi besar," terang dia.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, dalam blog pribadinya bertajuk Diskusi Ekonomi, Chatib mengungkapkan struktur pacaran memiliki hambatan untuk keluar (barrier to exit). Kondisi ini membuat seseorang yang merasa putus hubungan atau berganti pasangan menjadi hal sulit.
Di sisi lain, Komisaris Utama Bank Mandiri ini juga menyebut pacaran tanpa sunk cost akan menimbulkan fenomena persaingan bebas. Artinya, seseorang dapat keluar masuk sesuka hati.
"Dalam situasi seperti ini, volatilitas hubungan akan menjadi sangat tajam, di mana nilai dari hubungan yang dicerminkan melalui harga yang terbentuk dari demand dan supply pacaran akan cenderung berfluktuatif seperti dalam pasar persaingan," tandasnya.