Gagal Move On dengan Mantan? Chatib Basri Ungkap Alasannya dari Kacamata Ekonomi

8 Januari 2023 11:40 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
M. Chatib Basri Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
M. Chatib Basri Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Putus cinta memang menyakitkan, tak jarang hal ini menimbulkan fenomena gagal move on. Sejumlah orang menganggap fenomena ini berkaitan dengan hubungan masa lalu yang sulit dilupakan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menyangkut psikologis, gagal move on juga dapat dijelaskan dari kaca mata ekonomi.
Ekonom senior sekaligus mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri, menggambarkan pacaran sebagai bentuk dari investasi. Layaknya investasi, terdapat biaya hingga pengorbanan yang mesti dikeluarkan ketika sedang menjalin hubungan. Mulai dari waktu, perasaan, hingga uang.
Ilustrasi putus cinta Foto: Shutterstock
"Teori ekonomi sebetulnya tidak hanya membahas mengenai masalah keuangan seperti untung rugi, biaya, dan investasi. Sejak beberapa puluh tahun yang lalu, beberapa ekonomi seperti Gary Becker, Richard H. Thaler, Steven D. Levitt, mencoba membahas perilaku manusia dari perspektif ekonomi," kata Chatib dalam reels Instagram pribadinya @chatibbasri, dikutip Minggu (8/1).
Chatib menjelaskan, semakin lama durasi seseorang berpacaran, maka semakin besar pula biaya yang dikeluarkan. Menariknya, biaya yang dikeluarkan ketika berpacaran tidak bisa ditarik kembali alias sunk cost.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, dalam blog pribadinya bertajuk Diskusi Ekonomi, Chatib mengungkapkan, struktur pacaran memiliki hambatan untuk keluar (barrier to exit). Kondisi ini membuat seseorang yang merasa putus hubungan atau berganti pasangan menjadi hal sulit.
Di sisi lain, Komisaris Utama Bank Mandiri ini juga menyebut pacaran tanpa sunk cost akan menimbulkan fenomenan persaingan bebas. Artinya, seseorang dapat keluar masuk sesuka hati.
"Dalam situasi seperti ini, volatilitas hubungan akan menjadi sangat tajam, di mana nilai dari hubungan yang dicerminkan melalui harga yang terbentuk dari demand dan supply pacaran akan cenderung berfluktuatif seperti dalam pasar persaingan," tandasnya.