Fitch & Moody's Kompak Turunkan Peringkat Utang Boeing Imbas Krisis Keselamatan

28 April 2024 18:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat 777-9 yang dipamerkan pada Pameran Dirgantara Internasional Paris ke-54 di Bandara Le Bourget dekat Paris, Prancis, 18 Juni 2023.  Foto: REUTERS/Benoit Tessier
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat 777-9 yang dipamerkan pada Pameran Dirgantara Internasional Paris ke-54 di Bandara Le Bourget dekat Paris, Prancis, 18 Juni 2023. Foto: REUTERS/Benoit Tessier
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings dan Moody's, kompak menurunkan peringkat utang Boeing pada Jumat (26/4), dari outlook stabil menjadi negatif. Penurunan peringkat ini karena adanya dampak krisis keselamatan yang mempengaruhi pada produksi dan arus kas perusahaan pembuat pesawat AS tersebut.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Fitch Ratings dapat menstabilkan peringkat jika Boeing melikuidasi lebih dari 100 unit 737 MAX yang diproduksi sebelum tahun 2023 dan setengah dari inventaris 787 pada awal tahun 2025, seiring dengan meningkatnya produksi jet MAX menuju 38 per bulan.
Pabrikan pesawat yang bermarkas di Virginia ini mengalami kesulitan dalam pengiriman setelah penutup pintu pada salah satu pesawat 737 Max mereka meledak di tengah penerbangan pada bulan Januari, sehingga menyebabkan pesawat tersebut dilarang terbang karena regulator memeriksa pesawat tersebut untuk mengetahui masalah keselamatan.
Dengan kecepatan produksi saat ini, Boeing diperkirakan tidak akan melampaui 350 pengiriman pesawat komersial pada bulan Desember 2024. Pada kuartal pertama 2024, Boeing hanya mengirimkan 83 pesawat.
ADVERTISEMENT
Penurunan peringkat Fitch mengikuti langkah serupa yang dilakukan S&P dan Moody's pada awal minggu ini, karena arus kas yang tidak stabil.
Saat ini, Boeing berada di bawah pengawasan peraturan yang ketat. Tak hanya itu, Boeing juga menurunkan produksi 787 jet berbadan lebar, bersama dengan 737 MAX.
Hal tersebut dilakukan setelah panel kabin meledakkan pesawat yang dioperasikan Alaska Airlines (ALK.N), penerbangan 737 MAX 9 di udara, sehingga memaksa pendaratan darurat.
Sementara itu, Moody's juga menurunkan skor utang tanpa jaminan Boeing ke Baa3 dari Baa2. Hal ini menjadikannya hanya satu langkah di atas status negatif. Penurunan peringkat ini mencerminkan kinerja yang tidak memadai dari divisi pesawat komersial Boeing.
Boeing juga memproyeksikan peningkatan yang lebih lambat dalam produksi pesawat 787 Dreamliner karena kekurangan pasokan seperti beberapa suku cadang penting.
ADVERTISEMENT
“Dalam jangka panjang, kami tetap yakin dengan kemampuan kami untuk mencapai arus kas bebas sebesar USD 10 miliar,” kata CFO Boeing Brian West.
“Namun, mengingat fokus kami yang terus berlanjut pada keselamatan, kualitas, dan stabilitas, kami terus memperkirakan bahwa tujuan ini akan memakan waktu lebih lama dari yang kami rencanakan semula dan nanti pada jendela tahun 2025/2026, terutama terkait dengan jalur pengiriman produksi 737 dan 787 sebesar 50 per bulan dan 10 per bulan, masing-masing," ujarnya.
Boeing membukukan kerugian sebesar USD 355 juta pada kuartal pertama 2024, menurun dibandingkan pada tahun sebelumnya dengan kerugian sebesar USD 425 juta.