Fakta-fakta Pecah Kongsinya Duo Bos Pengembang Properti Australia Crown Group

13 Maret 2024 5:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Co-Founder dan salah seorang CEO Crown Group, Iwan Sunito. Foto: Wendiyanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Co-Founder dan salah seorang CEO Crown Group, Iwan Sunito. Foto: Wendiyanto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah bermitra hampir 30 tahun lamanya, pengembang properti terkenal di Australia, Paul Sathio dan Iwan Sunito, memutuskan pecah kongsi lewat perusahaan Crown Group. Berikut fakta-fakta pecah kongsinya Crown Group:
ADVERTISEMENT

Gugatan dilayangkan oleh Paul Sathio

Co-Founder and CEO Crown Group Holdings, Paul Sathio yang juga pemegang saham terbesar Crown Group sejak berdiri pada 1996, mengajukan tuntutan untuk memutuskan kerja sama dengan Iwan Sunito dan melikuidasi Crown Group.
Melalui PNR International, Paul terpaksa mengajukan tuntutan di pengadilan karena perselisihan berkepanjangan dengan Iwan Sunito.
Langkah ke meja hijau ini menandai eskalasi perselisihan berkepanjangan dua pendiri Crown Group, yang mengakibatkan kegiatan bisnis perusahaan terombang-ambing sejak beberapa tahun terakhir.

Sathio rogoh Rp 500 M bakal selamatkan operasional Crown Group

Apartemen Waterfall, salah satu unit hunian di Sydney Australia yang dibangun Crown Group. Foto: Dok. Crown Group
Untuk menghindari kepincangan lebih lanjut, Paul Sathio kemudian menyuntikkan modal ke perusahaan demi menjaga kelangsungan operasional Crown Group.
Sejumlah kegiatan operasional seperti pembayaran gaji-gaji karyawan, pembayaran sewa kantor, pembayaran pajak, pembayaran bunga bank, hingga pembayaran tagihan dari para sub-kontraktor ini menghabiskan hampir AUD 50 juta atau sekitar Rp 500 miliar.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, Iwan Sunito tidak pernah menyuntikkan dana. Bahkan, Iwan justru dikabarkan menghalangi proses pembayaran kepada pihak berelasi dengan Crown Group sehingga menyebabkan beberapa proyek dalam posisi default.

BDO Australia jadi likuidator sementara

Berdasarkan pengajuan gugatan di pengadilan, Paul telah menunjuk BDO Australia selaku likuidator sementara (provisional liquidator) pada Agustus 2023. BDO Australia memiliki wewenang atas semua aset Crown Group yang nantinya akan digunakan untuk memenuhi kewajiban dalam bentuk utang atau tagihan lainnya dan untuk menyelamatkan kekayaan Perseroan yang masih tersisa.
“Kemitraan antara Paul Sathio dan Iwan Sunito sudah tidak dapat dilanjutkan. Oleh karena itu, manajemen menunjuk pihak independen (likuidator) untuk mengendalikan perusahaan,” ujar Manajemen Crown Group dalam pernyataan resmi, Selasa (12/3).
Sebelumnya, Paul dan Iwan telah membuat kesepakatan dalam hal pembagian portofolio Crown Group pada bulan September tahun 2022. Akan tetapi, hal ini berujung pada meja hijau lantaran Iwan mengingkari perjanjian ini.
ADVERTISEMENT
Crown Group tercatat telah merampungkan sejumlah proyek besar berlokasi strategis seperti Top Ryde City Living-Top Ryde, Skye-North Sydney, V Parramatta, Arc-Sydney CBD, Infinity-Green Square, Waterfall-Waterloo, dan The Grand–Eastlake.

Beda fokus Sunito dan Sathio

Founder yang juga CEO Development Crown Group, Iwan Sunito. Foto: Wendiyanto/kumparan
Paul Sathio dan Iwan Sunito saat ini telah berpisah dan menjalankan bisnis pengembang properti masing-masing tanpa memiliki keterkaitan satu sama lain.
Iwan Sunito memiliki beberapa sayap usaha baru seperti One Mastery Developments Pty Ltd. dan One GC Chatswood Pty Ltd. Meskipun, kedua proyek itu kini tengah menghadapi tuntutan hukum.
One Mastery Developments Pty Ltd tengah dalam proses likuidasi dengan likuidator yang ditunjuk pada tanggal 4 September 2023 setelah terjadi gagal bayar tagihan kepada kontraktor. Kemudian, One GC Chatswood Pty Ltd dibubarkan dan dimasukkan ke dalam kurator pada September 2023 dan kini berada di bawah Administrasi Eksternal Australia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, salah satu aset milik Iwan Sunito melalui bisnis pribadinya dilaporkan tengah terbelit masalah. Proyek Macquarie Park, seperti ditulis oleh The Australian Financial Review (18/8/23) dimana Iwan Sunito harus menghadapi tuntutan hukum karena diduga gagal membayar kembali pinjaman senilai AUD 4,5 juta atau sekitar Rp 45 miliar.
Sementara, Paul dengan bendara Sathio Group Pty Ltd kini menjalankan bisnis pengakuisisian properti dan apartemen mewah di sejumlah kota Australia seperti Sydney dan Brisbane.
Sathio Group saat ini memiliki beberapa proyek prestisius antara lain proyek mixed residential di Burwood and 2 proyek besar di Bringelly, masing-masing seluas 2 hektare dengan total apartemen lebih dari 1.100 unit. Bringelly berlokasi dekat dengan bandara baru Sydney yang direncanakan selesai dalam 2 tahun mendatang lengkap dengan fasilitas kereta ringan.
ADVERTISEMENT