news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Faisal Basri Kritik Skenario New Normal Jokowi: Tidak Ilmiah

18 Mei 2020 15:59 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekonom Senior, Faisal Basri saat ditemui di Tjikini Lima, Selasa (15/10). Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ekonom Senior, Faisal Basri saat ditemui di Tjikini Lima, Selasa (15/10). Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah menyiapkan skenario The New Normal dalam menghadapi pandemi COVID-19. The New Normal diartikan sebagai aktivitas baru yang dilakukan masyarakat yang akan menjadi kebiasaan normal. Rencana ini diturunkan ke berbagai sektor, salah satunya BUMN.
ADVERTISEMENT
Para karyawan BUMN yang umurnya di bawah 45 tahun rencananya akan mulai masuk kantor. Sedangkan pekerja berusia di atas 45 tahun tetap bekerja dari rumah (work from home).
Ekonom Senior INDEF Faisal Basri pun menyayangkan adanya rencana tersebut. Ia menilai, aturan tersebut sangat konyol dan tidak punya dasar pemikiran ilmiah.
“Tolong semua yang dirumuskan itu berbasis sains dan data akurat. Seperti 45 tahun (usia karyawan BUMN yang direncanakan mulai masuk kantor), ini kan konyol,” ungkap Faisal dalam INDEF ISPE Lecture virtual, Senin (18/5).
Menurut Faisal, orang di bawah umur 45 tahun memang memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik. Namun cakupan aktivitas mereka juga luas. Faisal khawatir ketika kelompok kerja ini mulai masuk ke kantor lagi, kemudian kembali berinteraksi dengan banyak orang, mereka justru menjadi pembawa virus yang bisa menularkan ke banyak orang.
ADVERTISEMENT
“Orang berusia di bawah 45 tahun punya daya tahan lebih baik, bergaul dengan masyarakat banyak di luar. Terus pulang ke rumah bertemu ibunya yang sudah tua. Nah ditularkan lah oleh itu ke orang-orang rentan di rumah. Enggak ada resep ini di negara lain itu enggak ada,” ujarnya.
Menurut Faisal, rencana tersebut seharusnya memperhatikan tren kasus baru dan kematian per hari. Pelonggaran PSBB termasuk memperbolehkan karyawan masuk kerja lagi bisa diberlakukan jika tren kasus baru dan kematian mulai turun. Setidaknya penurunan tersebut terjadi selama seminggu atau tujuh hari berturut-turut. Lebih baik lagi, jika tren penurunan terjadi konsisten selama dua minggu.
“Ayo dong, malu sama rakyat. Kuncinya di manapun, pelonggaran baru bisa efektif kalau kasus baru harian dan kematian harian turun secara konsisten setidaknya seminggu. Tapi bagusnya dua minggu turun terus. Tapi kemarin kematian naik lagi kan. Angka kematian dan new cases itu di kita fluktuasinya enggak karu- karuan,” tegasnya.
Warga mengunjungi Pasar Musi di Depok, Jawa Barat, Senin (18/5/2020). Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Sebelumnya diberitakan, Jokowi bicara mengenai konsep The New Normal di tengah wabah corona. Menurut dia, dengan fakta bahwa vaksin corona belum ditemukan, maka warga Indonesia harus beradaptasi dan hidup berdampingan dengan virus corona melalui sebuah tatanan baru yang disebut dengan new normal.
ADVERTISEMENT
Kembali produktif dengan melakukan berbagai aktivitas dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19, inilah yang dimaksud Jokowi dengan new normal.
"Kehidupan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru. Tapi kehidupan yang berbeda itu bukan kehidupan yang penuh pesimisme atau ketakutan," ujar Jokowi.