Ekspor RI Agustus 2021 Cetak Rekor, Ini Penyebabnya
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Nilai ekspor Agustus 2021 itu naik 20,95 persen secara bulanan/month to month (mtm) dan naik 64,10 persen secara year on year (yoy).
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, kenaikan ekspor terjadi karena sejumlah harga komoditas nonmigas secara bulanan meningkat. Misalnya batu bara per Agustus 2021 naik 11,04 persen secara mtm, kelapa sawit naik 6,65 persen secara mtm, dan minyak kernel naik 4,66 persen secara mtm.
"Apakah karena faktor komoditas? Iya, dari sisi volume dan harga naik. Dan komoditasnya yang paling tinggi (kenaikan harga dan volumenya) minyak sawit dan batu bara," kata dia dalam konferensi pers secara daring, Rabu (15/9).
Meski begitu, ada beberapa komoditas yang turun, terutama tembaga turun 0,85 persen mtm dan emas turun 1,25 persen mtm. Sedangkan dari sisi migas, harga minyak mentah Indonesia (ICP) turun 6,06 persen per Agustus 2021 menjadi USD 67,80 per barel secara mtm. Namun, secara yoy naik USD 62,82 persen.
ADVERTISEMENT
Surplus Neraca Perdagangan Tertinggi Sejak 2006
Moncernya harga komoditas ini juga membuat neraca perdagangan Agustus 2021 kembali surplus USD 4,74 miliar karena nilai impornya lebih kecil yaitu USD 16,68 miliar.
Capaian surplus ini merupakan yang keenam belas secara berturut-turut, juga yang tertinggi sejak 2006.
"Ini surplus tertinggi. Terakhir surplus tertinggi USD 4,64 miliar pada 2006, sekarang surplus USD 4,74 miliar," kata Margo.
Secara kumulatif dari Januari-Agustus ini, neraca dagang RI surplus USD 19,17 miliar yang menurutnya cukup tinggi. Sebab pada 2020 total surplus hanya USD 10,96 miliar dan pada 2019 bahkan sempat defisit.
Dilihat dari per negara, Indoensia surplus terhadap Amerika Serikat USD 1,516 juta, India USD 1,052 juta, dan Filipina USD 584,3 juta. Sementara dengan Australia defisit USD 453 juta, Thailand defisit USD 334 juta, dan China defisit USD 175 juta.
ADVERTISEMENT