Ekonomi Papua Rontok, Airlangga Beri Solusi dengan Industrialisasi

6 Februari 2020 20:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Pasar Sanggeng Manokwari Papua Barat. Foto: Nurul/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Pasar Sanggeng Manokwari Papua Barat. Foto: Nurul/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketika pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 melambat jadi hanya 5,02 persen, yang terjadi di Papua bahkan lebih buruk. Pertumbuhan ekonomi di provinsi paling timur itu, rontok ke posisi minus 15,72 persen.
ADVERTISEMENT
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengakui hal itu dipicu oleh penurunan kinerja PT Freeport Indonesia (PTFI) seiring penurunan harga komoditas tambang. Untuk mengurangi ketergantungan ekonomi Papua ke Freeport, Airlangga pun menjanjikan solusi berupa pengembangan industri di Papua.
“Memang ada ketergantungan (ke Freeport). Makanya kan pemerintah sedang dorong pengembangan kawasan Bintuni untuk industri, untuk methanol dan yang lain,” kata Airlangga di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/2).
Selain industri, menurutnya pemerintah juga akan mengembangkan kawasan pertanian di wilayah selatan. Hanya persoalannya, untuk pengembangan pertanian berskala industri perlu akses logistik. Untuk mengatasi masalah itu, diperlukan investasi pembangunan infrastruktur.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara jumpa media terkait perekonomian Indonesia di Kemenko Perekonomian, Jumat (20/12). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, menyatakan penurunan ekonomi Papua itu akibat adanya penurunan produksi PT Freeport Indonesia. Hal ini sejalan dengan Freeport yang mengalihkan kegiatan tambangnya sejak 2018.
ADVERTISEMENT
"Itu penyebab utamanya adalah penurunan produksi Freeport, karena ada peralihan sistem tambang itu yang menyebabkan penurunan," kata Suhariyanto, Rabu (5/2).
Penurunan ekonomi Papua sudah terasa sejak kuartal IV 2018. Saat itu, pertumbuhan ekonominya turun menjadi -17,95 persen, padahal di kuartal III 2018 ekonomi Papua masih tumbuh positif 6,2 persen.