Dirjen Migas Minta Operator Blok Masela Mulai Ngebor Tahun Depan

1 Desember 2023 18:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji di Gedung DPR, Selasa (4/4/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji di Gedung DPR, Selasa (4/4/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta operator mulai mengebor Blok Masela di tahun 2024, setelah rencana pengembangan (plan of development/PoD) I rampung dan disetujui di akhir November 2023.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), Tutuka Ariadji, menuturkan setelah persetujuan PoD Proyek LNG Abadi Blok Masela ini, pemerintah meminta Inpex Corporation, Pertamina, dan Petronas segera merencanakan pengeboran.
"Langsung dilakukan planning untuk dilakukan pengeboran. Langsung program di PoD itu secepat mungkin, kan tinggal dilakukan pengeboran itu kan sudah ada modelnya," ujar Tutuka saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (1/12).
Tutuka mengatakan rencana pengeboran tersebut dilakukan bersamaan dengan keputusan investasi akhir atau Final Investment Decision (FID). Persiapan pengeboran utamanya untuk menentukan fasilitas, lokasi, dan sebagainya.
"Tahun depan itu targetnya persiapan untuk pengeboran sama FID bareng, FID-nya sudah dikerjakan tinggal minta percepatan," ungkap Tutuka.
Selain terkait pengeboran dan pengolahan gas menjadi LNG, revisi PoD I Blok Masela juga mencakup fasilitas Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS). Dalam PoD tersebut tercantum rencana dibangunnya fasilitas tersebut.
ADVERTISEMENT
"Termasuk nanti ada planning untuk gasnya itu dibawa ke pengolahannya di darat, terus nanti CO2 yang keluar dimasukan lagi ke dalam balik lagi ada pipa lagi ke situ. CCS-nya kemana. Itu salah satu utama juga CCUS ke mana," tutur Tutuka.
Ilustrasi Pengeboran Migas Pertamina. Foto: Dok. Istimewa
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyetujui revisi kedua soal rencana pengembangan alias PoD I Proyek LNG Abadi Blok Masela. Dengan disetujuinya revisi PoD ini, Blok Masela ditargetkan produksi mulai 30 Desember 2029.
“Revisi kedua PoD I sudah disetujui Menteri ESDM pada 28 November 2023 kemarin,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (30/11).
Dwi mengatakan perubahan Product Sharing Contract (PSC) Masela dilakukan karena perusahaan migas Jepang, Inpex mengajukan penambahan investasi di CCS. Sementara dari SKK Migas, perubahan dilakukan untuk mengevaluasi penambahan investasi.
ADVERTISEMENT
Adapun pertamina resmi mengempit 20 persen hak partisipasi Blok Masela, sementara Petronas sebesar 15 persen. Keduanya bergabung dengan Inpex Corporation yang masih menggenggam saham 65 persen.
Blok Masela yang terletak di Maluku ini memiliki luas 2.503 km2, dengan potensi Gas Di Tempat Awal (GIIP) sebesar 27.9 Trillion Cubic Feet (TCF). Sementara estimasi produksi Blok Masela yakni gas alam cair (LNG) sebesar 9,5 MMTPA, gas pipa sebesar 150 MMSCFD, dan kondensat sebanyak 35.000 barel per hari.
Berdasarkan pernyataan resmi Shell, perusahaan menjual 35 persen hak kelola Blok Masela ke Pertamina dan Petronas senilai USD 325 juta dalam bentuk tunai dan tambahan jumlah kontingen USD 325 juta yang harus dibayarkan saat FID diambil.
ADVERTISEMENT
Total uang yang harus digelontorkan kedua perusahaan senilai USD 650 juta atau Rp 9,75 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per USD).