Dihantam Masalah, Target Krakatau Steel Gabung Holding Tambang Mundur

25 Juli 2019 13:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Baja produksi Krakatau Steel. Foto: Dok. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
zoom-in-whitePerbesar
Baja produksi Krakatau Steel. Foto: Dok. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) diterpa banyak masalah. Persoalan terbaru ialah pengunduran diri Komisaris Independen Roy Edison Maningkas pada Selasa (23/7) lalu karena menolak beroperasinya pabrik Blast Furnace.
ADVERTISEMENT
Padahal, saat ini Krakatau Steel tengah berbenah. Selain menyelesaikan utang-utangnya yang mencapai Rp 30 triliun, perusahaan ditargetkan masuk ke Holding BUMN Pertambangan pada September 2019. Namun, kemungkinan target tersebut mundur.
"Nunggu persoalan Krakatau Steel beres, kan harus dijawab semua persoalan yang menghambat perusahaan bergabung Holding Tambang harus saya beresin dulu. Sebenarnya (target gabung Holding Tambang) September 2019. Tapi kalau sekarang (dengan masalah yang ada) bisa mundur lah," kata Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim, kepada kumparan, Kamis (25/7).
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim di kantornya, Selasa (23/7/2019). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Silmy belum bisa memastikan kapan Krakatau Steel bisa bergabung ke holding yang dipimpin PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) alias Inalum itu. Keputusan ada di Kementerian BUMN.
Beberapa keuntungan bisa didapat Krakatau Steel jika menjadi anggota Holding Tambang. Salah satunya batu bara kokas (coking coal) yang dibutuhkan perusahaan bisa dipasok dari PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perusahaan juga bisa mendapatkan pasokan bijih besi (iron ore) dari proses smelter PT Aneka Tambang (Persero) Tbk yang berupa feronikel untuk stainless steel.
"Itu juga akan berikan leverage Krakatau Steel untuk beroperasi karena ada efisiensi. Berikutnya adalah supporting business-nya bisa gabung, fasilitas-fasilitas pelabuhan, pergudangan, dan sebagainya. Jadi bisa sinergi dengan baik," kata dia.