Dapat Proyek Bansos di Era Juliari Batubara, PT DNR Bantah Kerja Sama dengan JNE

4 Agustus 2022 9:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga melihat penemuan barang diduga bansos presiden di Kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat (31/7/2022). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Warga melihat penemuan barang diduga bansos presiden di Kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat (31/7/2022). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nama PT Dos Ni Roha (DNR) mencuat setelah ditemukannya ratusan karung beras bansos presiden (banpres) yang dikubur perusahaan ekspedisi JNE di Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
JNE mengubur beras paket Banpres itu pada 5 November 2021. Total, ada 3.675 kilogram beras yang dikubur atau setara 289 karung yang semula diperuntukan bagi 139 keluarga penerima manfaat.
Head of Corporate Communication PT DNR Ida Widayani menjelaskan, pihaknya ditunjuk oleh Kementerian Sosial (Kemensos) untuk menyalurkan banpres pada periode September – Oktober 2020.
"Sebagai perusahaan distribusi dan logistik yang berpengalaman serta memiliki infrastruktur, teknologi supply chain management dan jaringan di seluruh Indonesia, DNR itu dipercaya oleh Kemensos untuk menyalurkan bansos beras ke 15 provinsi di bulan September dan Oktober 2020," ujar Ida dalam keterangan pers, Rabu (3/8).
Ida menduga JNE menimbun paket banpres tersebut pada periode Mei-Juni 2020. Dengan demikian, menurutnya, PT DNR tak terlibat sama sekali dalam kasus itu.
Warga menunjukkan penemuan beras diduga bansos presiden di Kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat (31/7/2022). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO
"Pada periode tersebut kami tidak bekerja sama dengan JNE sebagai pelaksana last mile delivery," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan menerangkan, JNE menjalin kerja sama dengan PT DNR untuk menyalurkan paket bantuan sosial.
"JNE kerja sama dengan vendor PT DNR. DNR ini selaku pemegang distribusi beras bansos dari pemerintah kepada masyarakat yang berhak menerimanya untuk wilayah Depok pada 2020," ujar Zulpan kepada wartawan, Senin (1/8).

DNR Dapat Proyek Bansos di Era Juliari Batubara

Berdasarkan situs resmi DNR Corporation, perusahaan memang mendapatkan kontrak untuk menyalurkan bansos ke warga-warga yang terdampak COVID-19 sejak 2020.
Eks Mensos Juliari Batubara (tengah) menghadiri penghargaaan DNR Corporation yang dianggap sukses menyalurkan banpres pada 2020. Dok: dnr.id
DNR bahkan mendapatkan penghargaan dari MURI karena dinilai berhasil menyalurkan paket ini dalam program KPM PKH periode September-Oktober 2020.Acara penghargaan itu digelar di Hotel Grand Hyatt Jakarta.
Saat itu dihadiri beberapa pihak seperti Menteri Sosial saat itu Juliari Batubara, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, dan Dirut DNR Corporation Rudy Tanoesoedibjo. Juliari saat ini menjadi tahanan KPK karena terseret kasus korupsi bansos COVID-19.
ADVERTISEMENT

Profil PT DNR: Dirut Keluarga Tanoesoedibjo, Komut Eks Dirjen Pajak

PT DNR didirikan pada 1963 sebagai perusahaan farmasi kecil. Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (3/8), 99 persen saham DNR dimiliki oleh PT Dosni Roha Indonesia Tbk dengan kode emiten ZBRA.
Sekitar lima bulan lalu atau pada 4 Maret 2022, perusahaan kembali mengubah nama menjadi PT Dosni Roha Indonesia Tbk atau DNR Corporation.
Rudy Tanoesudibjo, Chairman DNR Corporation. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Dikutip dari Keterbukaan Informasi Publik Bursa Efek Indonesia (BEI), ada nama Rudijanto Tanoesoedibjo di perusahaan DNR. Dia tercatat sebagai Direktur Utama PT Dosni Roha Indonesia Tbk atau DNR Corporation (ZBRA), induk usaha DNR. Rudijanto merupakan kakak dari konglomerat Hary Tanoesoedibjo.
Di posisi komisaris, ada Robert Pakpahan sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen ZBRA. Robert merupakan mantan Dirjen Pajak Kementerian Keuangan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan keuangan ZBRA, pada 31 Desember 2020 perusahaan tercatat masih rugi Rp 1,62 miliar. Namun pada 31 Desember 2021, kinerja moncer sehingga berhasil meraup laba bersih Rp 26,14 miliar.
Sejak Mei 2021, perseroan telah memperluas kegiatan usahanya menjadi pengangkutan dan pergudangan; reparasi dan perawatan mobil; aktivitas keuangan; perdagangan besar; aktivitas profesional, ilmiah, dan teknis; dan aktivitas kesehatan manusia. Adapun sejauh ini, kegiatan usaha perseroan dijalankan melalui entitas anak.