Dana Asing Kabur Rp 172 T dari RI, Sri Mulyani Beberkan Penyebabnya

21 Oktober 2022 18:42 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan, Sri Mulyani memberikan keterangan pers terkait APBN Kinerja dan Fakta (Kita) Agustus 2019 di Kantor Kemenkeu. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan, Sri Mulyani memberikan keterangan pers terkait APBN Kinerja dan Fakta (Kita) Agustus 2019 di Kantor Kemenkeu. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Keuangan Sri Mulyani membeberkan dana asing keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia Rp 172,80 triliun hingga 18 Oktober 2022.
ADVERTISEMENT
Bendahara negara tersebut menjelaskan, tingginya volatilitas mempengaruhi bonds outflow dan kinerja imbal hasil atau yield di negara berkembang atau emerging market (EM). Tak hanya itu, terdapat negative outflow sampai minus 14 persen pada pasar obligasi negara berkembang, termasuk Indonesia.
"Kita tentu juga melihat di Indonesia capital flow yang juga berasal dari bond holder mengalami negative growth atau terjadi capital outflow, meskipun kita masih melihat inflow terutama pada ekuitas yaitu harga pada pasar saham kita," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Jumat (21/10).
Sri Mulyani melanjutkan, keluarnya dana asing dari pasar obligasi Indonesia pada September dan Oktober tercatat sebesar masing-masing Rp 29,25 triliun dan Rp 11,72 triliun (month to date/mtd). "Namun portofolio investor global masih overweight terhadap obligasi Indonesia," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Perbankan dan Bank Indonesia (BI) tercatat masih mendominasi kepemilikan SBN. Sementara porsi kepemilikan asing menurun sejak akhir 2019. Sampai 18 Oktober 2022, asing tercatat hanya 14,09 persen.
"Kita dalam posisi yang relatif stabil atau masih bisa mengurangi dampak terhadap gejolak yield akibat adanya capital outflow dan tekanan yang berasal dari global ini," kata Menkeu.
Sebelumnya, Sri Mulyani mengungkapkan kenaikan suku bunga The Fed berpotensi melanjutkan tren arus modal keluar atau capital outflow yang sudah terjadi di negara-negara berkembang. Menurut dia, tren keluarnya arus modal asing di negara berkembang sudah terjadi sejak masa normalisasi kebijakan Amerika Serikat.
"Capital outflow sudah terjadi dari mulai normalisasi, atau yang disebut kenaikan suku bunga yang kemudian menimbulkan dampak. Tahun 2022 ini sebetulnya capital outflow dari emerging country sudah sangat terjadi dan bahkan cukup dramatis," kata Sri Mulyani di Kompleks Parlemen, Kamis (23/9).
ADVERTISEMENT