Cita-cita Jokowi Usai KTT G20: Hapus Kemiskinan Ekstrem RI di 2024

17 November 2022 16:27 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (tengah) menyampaikan pandangannya dalam Working Session 3 KTT G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11/2022). Foto: Zabur Karuru/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (tengah) menyampaikan pandangannya dalam Working Session 3 KTT G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11/2022). Foto: Zabur Karuru/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Deklarasi bersama para pemimpin negara, termasuk Presiden Jokowi, pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 salah satunya menegaskan kembali tujuan menghapus kemiskinan ekstrem di dunia.
ADVERTISEMENT
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta Sebayang, mengatakan para pemimpin negara G20 membangun suatu kesepahaman agar bergerak bersama mensukseskan Sustainability Development Goals (SDGs) di tahun 2030, salah satunya adalah terkait zero extreme poverty.
"Dalam hal ini Indonesia memiliki komitmen kuat, Pak Presiden sudah mengeluarkan Inpres No 4 Tahun 2022 terkait penghapusan kemiskinan ekstrem menjadi nol di tahun 2024," ujarnya saat Dialektika Demokrasi DPR, Kamis (17/11).
Komitmen Jokowi yang tercantum dalam Inpres tersebut membuktikan optimisme pemerintah bisa menghapus kemiskinan ekstrem di Indonesia enam tahun lebih awal dari target SDGs di tahun 2030.
"Arahan bapak presiden sendiri adalah percepatan lebih awal 6 tahun dari SDGs," ungkapnya.
Dia menyebut posisi tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia per Maret 2022 adalah 2 persen dari total penduduk. Meski begitu, dia masih optimistis target Jokowi di tahun 2024 mendatang bisa tercapai.
ADVERTISEMENT
"Insya Allah kalau ini bisa diturunkan 1 persen setiap tahun, maka cita-cita menjadikan untuk hapus kemiskinan ekstrem menjadi sesuatu yang bisa terjadi dan butuh dukungan dari bapak ibu di DPR," tegas Arif.
Adapun dalam konteks pembangunan berkelanjutan atau sustainability, Arif menuturkan pemimpin negara melalui Bali Leaders Declaration 2022 menyepakati pembangunan harus berkelanjutan, berkeadilan, dan waspada problematika perubahan iklim.
Dengan begitu, lanjut Arif, tercipta konsensus mekanisme transisi energi (Energy Transition Mechanism/ETM) dengan komitmen just energy transition partnership (JETP) sekitar USD 20 miliar.
"Kemudian dalam pengelolaan lingkungan, ada komitmen bersama untuk mengurangi degradasi tanah sampai 50 persen hingga tahun 2040 secara sukarela," kata Arif.
Presidensi G20 Indonesia, di matanya, telah memberikan koridor untuk membangun dunia yang lebih damai, lebih, inklusif dan distribusi keadilan sosial terutama pada negara-negara masih kesulitan dalam pemulihan ekonomi.
ADVERTISEMENT