Chatib Basri: Orang RI Harus Kaya Sebelum Tua Agar Tak Jadi Beban Negara

22 November 2023 11:50 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepadatan di Stasiun Tanah Abang, Jakarta. Banyak pembeli hendak belanja ke Pasar Tanah Abang, Minggu (17/4/2022). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kepadatan di Stasiun Tanah Abang, Jakarta. Banyak pembeli hendak belanja ke Pasar Tanah Abang, Minggu (17/4/2022). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mantan Menteri Keuangan periode 2013-2014, Chatib Basri, mengatakan penduduk Indonesia harus kaya sebelum tua demi mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045.
ADVERTISEMENT
Sebab menurut dia, potensi pengeluaran negara menjadi lebih besar ketika populasi penduduknya didominasi golongan tua. Pendapatan negara juga bisa menurun karena produktivitas kerja warganya merosot. Sedangkan di waktu yang sama, Indonesia perlu percepatan pertumbuhan ekonomi.
Chatib Basri menjelaskan, dalam roadmap yang disusun Bappenas syarat Indonesia menjadi negara maju di 2045 adalah pertumbuhan ekonomi harus di antara 6-7 persen.
Momentumnya, di tahun 2025 Indonesia memiliki bonus demografi, di mana tingkat ketergantungan alias dependency ratio Indonesia turun signifikan. Di luar itu, penduduk yang tidak produktif berpotensi jadi beban negara.
"Kalau saya gampangnya begini, kalau orang usia 0-15 tahun, anak-anak, harus tetap makan tapi enggak punya income. Yang terjadi adalah income-nya nol tapi konsumsi ada, berarti dia jadi beban," kata Chatib di Bank BTPN Economic Outlook 2024 di The Kempinski Jakarta, Rabu (22/22).
ADVERTISEMENT
Kondisi yang sama terjadi pada penduduk dengan usia 65 ke atas. Kata Chatib, pada usia itu mereka sudah pensiun dan hanya mengandalkan dana pensiun yang minim. Ditambah, pengeluaran mereka untuk kesehatan akan menjadi lebih besar.
Kondisi tersebut, akan terjadi pada tahun 2050 di mana Indonesia memasuki aging population atau penuaan penduduk, di mana proporsi penduduk tua naik dari 7,3 persen jadi 26 persen di tahun 2050.
"Artinya kalau kita mau tumbuh pesat saatnya adalah di tahun 2023-2050, jadi kita punya 27 tahun. Hanya itu. setelah itu beban akan jadi semakin meningkat," kata Chatib Basri.
Dari data yang dia paparkan, kalau rata rata pertumbuhan ekonomi Indonesia masih 5 persen, maka di 2050 nominal income per kapita Indonesia tidak mampu tembus USD 30 ribu.
ADVERTISEMENT
Dia membandingkan dengan Korea dan Jepang di mana saat negara itu masuk periode penuaan penduduk di pertengahan tahun 80-an, income per kapita mereka sudah di atas USD 40 ribu.
Chatib Basri Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
"Bayangkan kalau tahun 2050 Indonesia masuk aging population di mana income kita di bawah USD 30 ribu, apa implikasinya? Ada risiko kita akan menjadi tua sebelum kaya," kata dia.
"Menjadi tua sebelum kaya itu persoalan, kita sudah pensiun, pendapatan terbatas, kesehatan sudah mulai terganggu mesti ke rumah sakit, biaya kesehatan naik, anak-anak dibiayai tapi pada saat yang sama pendapatannya menurun. Yang terjadi beban lebih besar dari revenue," sambungnya.
Maka dari itu dia melihat, menjadi tua sebelum kaya itu menjadi persoalan. Apa yang dia contohkan dari masyarakat itu, bisa terjadi di sebuah negara.
ADVERTISEMENT
"Bayangkan kalau itu terjadi pada negara. Kalau penduduknya tua mereka tidak di pasar tenaga kerja, artinya mereka tidak bayar pajak sebanyak ketika mereka masih aktif. Sementara beban kesehatan dan beban pendidikan meningkat. Artinya ada risiko budget dari pemerintah tidak akan sustainable. Itu yang harus kita hindari, menjadi tua sebelum kaya," pungkasnya.
Untuk itu, kata Chatib, agar bisa mencapai Indonesia Emas di tahun 2045, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus bisa mencapai lebih dari 6 persen.