Chatib Basri: Lesunya Ekonomi China Bisa Berdampak ke RI

22 November 2023 12:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chatib Basri. Foto: Youtube/Low Carbon Development Indonesia (LCDI)
zoom-in-whitePerbesar
Chatib Basri. Foto: Youtube/Low Carbon Development Indonesia (LCDI)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mantan Menteri Keuangan periode 2013-2014, Chatib Basri, mengatakan perekonomian China yang lesu turut menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi China tahun 2023 sebesar 5,2 persen, kemudian susut menjadi 4,5 persen di tahun 2024. Chatib Basri menjelaskan, perlambatan ekonomi China tersebut menjadi indikasi bahwa impor China dari Indonesia juga turun.
"Oleh karena itu dampak perlambatan ekonomi China ke ekonomi Indonesia adalah, 1 persen perlambatan ekonomi China itu punya dampak perkiraannya sebesar 0,3 persen," kata Chatib di Bank BTPN Economic Outlook 2024 di The Kempinski Jakarta, Rabu (22/11).
"Jadi kalau misalnya ekonomi China melambat dari sekitar 5,2 persen ke 4,5 persen itu kan turunnya sekitar 0,7 persen, jadi mungkin dampaknya ekonomi Indonesia akan melambat tidak sampai 0,3 persen, kurang dari 0,3 persen. Tapi akan ada dampak perlambatan ekonomi Indonesia," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Data Kementerian Perdagangan mencatat, total perdagangan Indonesia-China pada Januari-Agustus 2023 sebesar USD 83,10 miliar. Dari nilai tersebut, Indonesia mengekspor ke China senilai USD 41,82 miliar, dan mengimpor dari China senilai USD 41,28 miliar.
Ilustrasi warga kota Beijing, China, di tengah wabah corona. Foto: Reuters/Thomas Peter
Sementara itu, pada 2022 total perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD 133,56 miliar. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke China sebesar 65,84 miliar, serta impor Indonesia dari China sebesar USD 67,72 miliar. Pada 2021, total perdagangan kedua negara mencapai USD 110 miliar, atau meningkat dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 71,42 miliar.
"Di dalam pasar uang, pasar Amerika Serikat itu berpengaruh banyak ke emerging market termasuk Indonesia. Tapi di dalam pasar barang, negara yang sangat berpengaruh terhadap perdagangan negara Indonesia, banyak negara negara di ASEAN, itu adalah China," pungkasnya.
ADVERTISEMENT