Cerita Irfan Setiaputra Ingin Resign Ratusan Kali saat Pimpin Garuda Indonesia

27 Agustus 2023 7:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Imbas masalah keuangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang hampir mustahil untuk diselesaikan, Irfan Setiaputra mengakui sempat ingin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai direktur utama hingga 138 kali.
ADVERTISEMENT
Irfan menghadapi tekanan restrukturisasi perseroan melalui persidangan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) seraya diterpa badai pandemi COVID-19.
Dia mengaku bahwa dirinya bersama Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo tidak percaya bahwa maskapai pelat merah ini akan selamat. Namun, Irfan tidak punya pilihan lain.
“Banyak orang yang bertanya sama saya ‘bagaimana bapak menghadapi situasi itu’. Jawaban saya, saya ingin mengundurkan diri. (Terus) tanya ‘berapa kali bapak ingin mengundurkan diri, 2-3 kali? Enggak 138 kali lebih pastinya’. Ini sebuah beban yang enggak pernah orang yang tahu,” kata Irfan dengan suara bergetar di OJK Institute dalam YouTube Otoritas Jasa Keuangan, dikutip Sabtu (26/8).
Pesawat Garuda Indonesia di Bandara Soekarno Hatta. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Irfan menuturkan, tidak ada orang yang tahu beban yang dipikulnya saat memimpin maskapai BUMN itu. Bahkan, tiga CEO terkemuka yang ditemui Irfan meminta ia untuk mengundurkan diri karena Garuda Indonesia tidak akan selamat.
ADVERTISEMENT
“Saya tanya ‘bos menurut lu gua harus gimana, kalau kondisinya seperti ini dari mobilitas, peradaban kita enggak terbang, utang kita seberapa besar’. Mereka semua bertiga sepakat dan kasih jawaban very simple straightforward ‘gampang Fan’. Saya ambil notes, apa bos? ‘Elu resign aja, udah gila diterusin perusahaan begini, enggak mungkin selamat’,” ujarnya.
Selain itu, Irfan juga sampai meminta solusi kepada profesor Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) di salah satu universitas terkait permasalahan Garuda Indonesia, namun tak kunjung mendapat jawaban.
“Belum ketemu pak Sunarso (Direktur Utama BRI) teman-teman gimana rasa malunya, kita bisa berdiri segala macam tapi enggak bayar. Bukan hanya bunga yang bayar, semua enggak kita bayar berbulan-bulan. Saya juga heran enggak Kol 5,” candanya.
ADVERTISEMENT
Kemelut utang perseroan membuat armada yang diterbangkan menyusut, dari awalnya 140 unit, menjadi 35 unit menjelang sidang PKPU. Kata Irfan, para lessor tidak membolehkan sisanya untuk terbang.
“Yang lainnya tidak membolehkan kita terbang lagi, ya pantas saja pemilik pesawat karena kita tidak bayar hampir dua tahun tentu saja tidak ikhlas menerbangkan pesawatnya dia,” sambung Irfan.