Cerita Founder Men's Republic & Steak Hotel by Holycow Tak Digaji Imbas Pandemi

25 Mei 2021 16:27 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wynda Mardio di restoran miliknya, Steak Hotel by Holycow Foto: Instagram @WyndaMardio
zoom-in-whitePerbesar
Wynda Mardio di restoran miliknya, Steak Hotel by Holycow Foto: Instagram @WyndaMardio
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi COVID-19 yang menghantam Indonesia sejak tahun lalu menampar banyak sektor usaha. Bisnis makanan dan ritel menjadi yang terparah sampai-sampai dua orang pendiri bisnis di bidang tersebut harus rela tidak gajian selama lebih dari setahun.
ADVERTISEMENT
Pertama adalah Yasa Singgih yang merupakan founder Men' Republic. Dia mengaku rela tidak gajian lebih dari setahun akibat bisnis penjualan sepatunya di bawah PT Paramita Singgih ini turun diterpa pandemi.
"Aku sudah setahun dua bulan ini enggak gajian," katanya dalam bincang UMKM Series Episode #4: Mengubah Hobi Jadi Bisnis di YouTube kumparan, Selasa (25/5).
Menurut Yasa, di masa pandemi ini sangat terasa gejolak penjualan Men's Republic. Terutama saat pemerintah mengumumkan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) yang membuat aktivitas orang dibatasi.
Ilustrasi Jakarta sepi karena pandemi. Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
Menurut dia, keputusan tidak digaji sebagai pemimpin di perusahaannya sendiri bagian dari ikut menjaga agar bisnisnya bertahan di masa pandemi. Langkah ini juga diambil untuk memastikan karyawan mereka tetap bisa bekerja.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga diungkapkan founder Steak Hotel by HOLYCOW Wynda Mardio. Dia dan suaminya rela tidak gajian selama masa pandemi ini.
"Kita kan harus efisiensi gila-gilaan, kita enggak gajian dulu berdua sampai sekarang untuk mengamankan yang lain," ujarnya.
Wynda bercerita saat PSBB pertama kali diumumkan Presiden Joko Widodo April 2020 lalu, dirinya bersama tim di Steak Hotel by HOLYCOW langsung berkumpul untuk membaca situasi genting ini. Saat itu, kondisinya persediaan pasokan bahan-bahan di bisnisnya sedang banyak-banyaknya karena baru meluncurkan program baru.
Saat itu juga, dia mengumpulkan semua divisi agar memikirkan apa yang bisa dilakukan, terutama dari sisi keuangan dan operasional demi pengetatan pengeluaran. Apalagi, pemerintah mengumumkan PSBB bukan cuma sekali, tapi berkali-kali.
ADVERTISEMENT
"Jadi aku rangkul tim ini yang 10 orang. Ini kita benar-benar berpegangan tangan, kita bikin komitmen fight untuk bisa tetap bersama supaya pandemi berakhir, brand ini masih ada. Jadi mereka langsung gerak-gerak sendiri sesuai divisi. Bagian finance langsung ketatin anggaran. Jadi kita kayak keluarga, at least galau bersama untuk bertahan," kata Wynda.