Cadangan Devisa Dinilai Baik, IHSG Berpotensi Menguat

8 Februari 2019 7:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Banteng Wulung di Bursa Efek Indonesia. Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Banteng Wulung di Bursa Efek Indonesia. Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat sepanjang perdagangan hari ini. Menurut Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper, laju IHSG akan bergerak di level support 6.492 dan level tertinggi 6.584.
ADVERTISEMENT
Kemarin, Kamis (7/2) IHSG ditutup melemah di level 6.536,46 atau turun 0,17 persen. Menurut Dennies, pelemahan IHSG kemarin didorong oleh sentimen global yang masih menanti perkembangan negosiasi AS - China. “IHSG diprediksi menguat. Secara teknikal candlestick membentuk piercing line mengindikasikan ada potensi menguat menguji resistance di sekitar upper Bollinger Band,” tulis Dennies dalam risetnya, Jumat (8/2).
Menurutnya, penguatan didorong oleh stabilnya nilai tukar rupiah dan data cadangan devisa yang dinilai cukup baik. Meski demikian, investor masih menanti perkembangan sentimen global yakni negosiasi meredakan perang dagang antara China - AS.
Ilustrasi IHSG Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Senada, Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya juga menyebutkan hal yang sama. Menurutnya, pola gerak IHSG masih menunjukkan potensi kenaikan yang cukup besar hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Hal ini didukung oleh fundamental perekonomian yang baik serta stabilnya nilai tukar. Dua faktor tersebut akhirnya menciptakan kondisi yang kondusif dalam sektor riil sehingga dapat tercapai kondisi perekonomian yang stabil.
“Hari ini IHSG berpotensi naik,” ujarnya. Berikut beberapa menu saham unggulan yang direkomendasikan William: PT Astra International Tbk (ASII), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT HM Sampoerna (HMSP), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).