Buwas: Mafia Beras Terus Berkeliaran, Menyasar Program BPNT

19 Februari 2020 11:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso hadiri grand launcing Kopi Jenderal di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso hadiri grand launcing Kopi Jenderal di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas, memastikan stok beras untuk kebutuhan dalam negeri aman. Ia mengungkapkan dalam waktu dekat ditargetkan bisa menyerap sampai 1,7 ton beras.
ADVERTISEMENT
"Beras sangat aman. Hari ini saya mengurai yang serapan dalam negeri, yang diserap gabah, hari ini saya ekspor ke Arab. Karena minimal 2 bulan lagi saya harus serap, minimal serap 1,7 juta ton karena prediksi Mentan tahun ini yang nanti Maret, April itu kita panennya hampir 7 juta ton," kata Buwas di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Rabu (18/2).
Buwas mengungkapkan stok beras di Bulog yang mencapai 1,7 juta ton membuat kondisinya aman. Namun, amannya kondisi stok beras bukan berati terhindar dari mafia. Menurut dia, mafia beras terus mengintai.
"Belum tentu aman dari mafia, karena mafia mencari peluang terus dalam program-program BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) misalnya. Itu kan dimanfaatkan kelompok mafia,” ungkap Buwas.
Pekerja mengangkut karung berisi beras di Gudang Perum Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Kelapa Gading, Jakarta Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Meski mafia beras masih berkeliaran, Buwas mengaku tidak bisa berbuat banyak. Ia menyerahkan kepada pihak berwajib untuk menindaknya.
ADVERTISEMENT
"Itu terserah Satgas pangan mau diapakan (mafia beras)," ujarnya.
Lebih lanjut, Buwas menegaskan pihaknya terus fokus melayani kebutuhan beras masyarakat meski dibayang-bayangi mafia. Sebab, kebutuhan selalu ada.
Rencananya, Perum Bulog juga akan mengeluarkan atau memanfaatkan beras seperti untuk Rastra, Operasi Pasar, sampai diolah menjadi tepung dan sebagainya.
"Kemarin kalau enggak salah Menperin butuh sebulan 400 ribu ton. Beras itu diolah jadi tepung untuk industri makanan," katanya.