Bukit Asam Pertimbangkan Pemangkasan Produksi untuk Dongkrak Harga Batu Bara

14 Juli 2020 14:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah kapal tongkang membawa batu bara yang menunggu masuk bongkar muat di pelabuhan tanjung priok. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah kapal tongkang membawa batu bara yang menunggu masuk bongkar muat di pelabuhan tanjung priok. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bukit Asam Tbk (Persero) atau PTBA tengah mempertimbangkan pemangkasan produksi batu bara untuk menyesuaikan dengan kondisi pasar yang lesu akibat pandemi virus corona. Meski begitu, perusahaan belum tahu bakal ada pengurangan produksi berapa persen dari target tahun ini.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk Apollonius Andwie C mengungkapkan, hari ini ada pertemuan Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI). Salah satu isu yang dibahas adalah rencana pengurangan produksi batu bara nasional.
"Mengenai produksi, memang saat ini masih mengacu ke rencana awal. Tapi kalau ngomong apakah ada potensi turun atau enggak, kita lihat harga pasar ke depan. Kalau harga semakin menurun, kita harus berstrategi terhadap permintaan pasar. Potensi turun tentu ada. Hari ini, APBI dari seluruh produsen batu bara nasional ketemuan, kalau mau turun 15-20 persen akan dibahas. PTBA pun ikut hari ini," kata dia dalam diskusi virtual PTBA, Selasa (14/7).
PTBA tercatat menargetkan produksi batu bara tahun ini sebanyak 30,3 juta ton. Jumlah ini naik 4 persen dibandung realisasi produksi tahun lalu 29,1 juta ton.
ADVERTISEMENT
Untuk penjualannya, perusahaan menargetkan ekspor 8,3 juta ton dan domestik 21,6 juta ton. Dengan begitu, total penjualan sepanjang tahun ini ditargetkan 29,9 juta ton.
Apollo mengatakan, adanya potensi penurunan produksi tahun ini karena harga batu bara yang turus anjlok. Misalnya, pada Mei lalu indeks harga batu bara Newcastle sempat anjlok ke level USD 52,4 per ton dan indeks harga batu bara Indonesia (ICI) di bulan yang sama malah terjun bebas ke level USD 38,6 per ton.
Ilustrasi batu bara Foto: Kurtdeiner/pixabay
Hari ini, harganya batu bara berada di bawah level USD 60 per ton, masih jauh dari harga normal tahun lalu yang berada di level USD 70 per ton. Bahkan diprediksi sulit mengejar indeks harga batu bara Newcastle seperti di awal tahun ini yang berada di USD 68,5 per ton. Padahal, awal tahun lalu, indeks harga batu bara Newcastle sempat menyentuh USD 99,1 per ton.
ADVERTISEMENT
"Tekanan harga dan permintaan memang masih berlanjut sampai saat ini ke market kita. Di situ kenapa kita merambah ke pasar baru. Diharapkan ini jadi milestone ke depan," ujarnya.
Pasar baru yang akan dibuka mulai dari Brunei Darussalam, Filipina, Taiwan, hingga Thailand. PTBA juga bakal menekan biaya operasi agar efisien. Perusahaan juga membuka opsi untuk menyesuaikan nilai belanja modal atau capital expenditure (capex) di tahun ini dari target awal Rp 4 triliun.