Bos ID Food Blak-blakan Batal Jual Anak Usaha Produsen Kondom ke Bio Farma

14 Desember 2023 7:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama holding pelat merah sektor pangan, PT Rajawali Nusindo Indonesia (RNI) atau ID Food Frans Tambunan ditemui di sela-sela acara National Sugar Summit 2023 di Waskita Rajawali Tower, Jakarta pada Rabu (13/12/2023). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama holding pelat merah sektor pangan, PT Rajawali Nusindo Indonesia (RNI) atau ID Food Frans Tambunan ditemui di sela-sela acara National Sugar Summit 2023 di Waskita Rajawali Tower, Jakarta pada Rabu (13/12/2023). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) alias ID Food batal menjual anak usahanya, PT Mitra Rajawali Banjaran, ke PT Bio Farma (Persero). Mitra Rajawali Banjaran merupakan anak usaha RNI yang memproduksi alat kesehatan hingga kondom.
ADVERTISEMENT
Dirut ID Food Frans Marganda Tambunan mengatakan selama proses divestasi ini, tidak ada angka yang disepakati oleh kedua belah pihak.
“Sudah pernah kita lakukan, tapi tidak pernah ada kata sepakat (harga), itu sudah jelas tidak jadi,” kata Frans saat ditemui di sela-sela acara National Sugar Summit 2023 di Waskita Rajawali Tower, Jakarta pada Rabu (13/12).
Karena divestasi saham gagal, Mitra Rajawali Banjaran akan menjadi anak usaha di PT Rajawali Nusindo bermitra dengan PT GIEB Indonesia. Dua-duanya bergerak di sektor kesehatan.
Ilustrasi kegiatan Rajawali Nusindo, anak usaha RNI Group. Foto: Rajawali Nusindo
“Mitra Rajawali Banjaran planning terakhir adalah itu menjadi anak perusahaan Rajawali Nusindo, karena PT Rajawali Nusindo ini kan pabrik alat kesehatan, Rajawali Nusindo ini kan anak perusahaan kita, distributor alat kesehatan,” jelas Frans.
ADVERTISEMENT
Selain itu, hal ini juga dilakukan demi mematuhi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk perusahaan pelat merah. Meskipun Frans tidak menjelaskan lebih lanjut beleid mana yang mengatur hal ini.
“Nah ini juga terkait aturan pemerintah yang terkait TKDN, harusnya dengan TKDN ini, Rajawali Nusindo bisa bersinergi untuk bisa memproduksi sebagian alat kesehatan mereka jual dari produksi yang mereka kerja samakan dengan Mitra Rajawali Banjaran,” terang Frans.
Keputusan proses penggabungan anak perusahaan pelat merah akan diketok pada akhir 2023, menunggu keputusan dari Kementerian BUMN sebagai pemegang saham.
“Itu tinggal nunggu keputusan, ini nggak divestasi, ini digabungkan dengan anak perusahaan yang lain,” tutup Frans.