Blok Masela Mulai Dibor Tahun Depan, Estimasi Investasi Capai Rp 538 T

6 Desember 2023 10:15 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen Migas Tutuka Ariadji. Foto: Kementerian ESDM
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Migas Tutuka Ariadji. Foto: Kementerian ESDM
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian ESDM mengungkapkan revisi kedua Rencana Pengembangan Lapangan Pertama (POD I) Lapangan Abadi Blok Masela telah disetujui pada 28 November 2023. Estimasi investasi mencapai USD 34.754 juta atau setara Rp 538 triliun (kurs Rp 15.507).
ADVERTISEMENT
Adapun Kontrak Kerja Sama Blok Masela ditandatangani pada 16 November 1998 untuk jangka waktu 30 tahun dan telah mendapatkan kompensasi waktu 7 tahun dan perpanjangan 20 tahun, sehingga kontrak akan berakhir pada 15 November 2055.
Pemegang Partisipasi Interest (PI) Blok Masela saat ini adalah Inpex Masela Ltd (65 persen) sekaligus sebagai operator; PT Pertamina Hulu Energi Masela (20 persen); dan Petronas Masela Sdn. Bhd (15 persen).
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, menyebutkan pengembangan Blok Masela merupakan upaya pemerintah mendukung ketahanan energi nasional dan mencapai target produksi gas sebesar 12 BSCFD, dan sejalan dengan target Net Zero Emission di 2060.
"Guna mendukung hal tersebut, Kementerian ESDM mengharapkan INPEX dapat melaksanakan kegiatan pengembangan Lapangan Abadi sesuai POD," ucapnya melalui keterangan resmi, Rabu (6/12).
ADVERTISEMENT
Revisi kedua POD I Blok Masela mencakup kegiatan CCS ke dalam ruang lingkup proyek. Fasilitas CCS akan dibangun untuk menangkap native CO2 dari Lapangan Abadi dan menyimpannya kembali di lapangan tersebut.
"Target ready for start-up (proyek mulai beroperasi) adalah pada tahun 2030," tambah Tutuka.
Adapun yang dimaksud pengembangan Blok Masela sesuai POD I adalah FEED untuk OLNG, FPSO, GEP dan SURF pada tahun 2024, site preparation pada tahun 2025, dan drilling preparation pada tahun 2026.
Sementara perkiraan biaya yang diperlukan untuk mengembangkan Blok Masela meliputi biaya investasi (di luar sunk cost) sebesar USD 20.946 juta, termasuk biaya fasilitas CCS sebesar USD 1.088 juta.
Kemudian Biaya Operasi sebesar USD 12.978 juta, dan biaya Abandonment and Site Restoration (ASR) sebesar USD 830 juta. Sehingga total biaya investasi mencapai USD 34.754 juta atau setara Rp 538 triliun.
ADVERTISEMENT
Total cadangan gas Blok Masela adalah sebesar 18,54 TSCF dengan kumulatif produksi gas 16,38 TSCF (gross) atau 12,95 TSCF (sales) dan kondensat 255,28 MMSTB. Kapasitas produksi 1.600 MMSCFD dan 150 MMSCFD (pipeline), serta kondensat 35.000 BCPD.
Sebelumnya, Tutuka menuturkan setelah PoD Proyek LNG Blok Masela disetujui, pemerintah meminta Inpex Corporation, Pertamina, dan Petronas segera merencanakan pengeboran di tahun depan.
"Langsung dilakukan planning untuk dilakukan pengeboran. Langsung program di PoD itu secepat mungkin, kan tinggal dilakukan pengeboran itu kan sudah ada modelnya," ujar Tutuka saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (1/12).
Tutuka mengatakan rencana pengeboran tersebut dilakukan bersamaan dengan keputusan investasi akhir atau Final Investment Decision (FID). Persiapan pengeboran utamanya untuk menentukan fasilitas, lokasi, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
"Tahun depan itu targetnya persiapan untuk pengeboran sama FID bareng, FID-nya sudah dikerjakan tinggal minta percepatan," ungkap Tutuka.