BI Rate Naik, BRI Pastikan Tahan Suku Bunga Kredit PNM

30 April 2024 13:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nasabah PNM. Foto: PNM
zoom-in-whitePerbesar
Nasabah PNM. Foto: PNM
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Supari, memastikan Permodalan Nasional Madani (PNM) tidak akan merombak suku bunga dasar kredit (SBDK) meskipun Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25.
ADVERTISEMENT
“Dampak terkait kenaikan suku bunga, nah perilaku mereka itu turnover tinggi sehari itu bisa jualan dua kali, sehingga impactnya tidak ada, oleh karena itu tidak ada kenaikan suku bunga untuk para pelaku usaha ultra mikro mekaar,” kata Supari dalam konferensi pers BRI dan PNM di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (30/4).
“Marginnya betul dan tidak sensitif terhadap kenaikan suku bunga, kecuali nanti dalam jangka panjang dan jumlahnya sangat signifikan seperti di tahun 1998,” jelas Supari.
Supari belum bisa memperkirakan dampak dari kenaikan suku bunga acuan BI untuk suku bunga kredit mikro. “Mikro saya belum berpikir untuk itu,” imbuhnya.
Senada dengan Supari, Direktur Utama PNM Arief Mulyadi juga menuturkan pihaknya belum menaikkan suku bunga kredit. “Sampai hari ini kami belum mengubah dampak suku bunga ke nasabah,” kata Arief dalam kesempatan yang sama di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (30/4).
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi usai acara Live on Ramadan PNM di kawasan Sudirman, Jakarta pada Kamis (21/3). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Bahkan menurutnya sesuai dengan arahan BRI sebagai holding perusahaan, PNM akan menurunkan siklus-siklus atas kredit. Hal ini diperuntukkan bagi nasabah yang tertib membayar angsuran.
ADVERTISEMENT
“Bahkan kami di bawah arahan holding kami BRI, untuk siklus-siklus yang atas kita turunkan. Mereka sudah disiplin, mereka sudah bisa mengembangkan usahanya,” jelas Arief.
Sehingga hal ini menjadi apresiasi bagi nasabah yang telah tertib membayar angsuran tersebut.
“Karena, kami nggak akan nambah plafon kalau usahanya nggak meningkat, (kalau) kebutuhan modal kerjaannya nggak meningkat. Kita beri apresiasi dengan penurunan bunga dibandingkan teman-teman (siklus) yang masih di bawah,” terang Arief.
Adapun target penyaluran kredit tahun ini menurutnya capai Rp 72 triliun. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 70 triliun.
Menurutnya, peningkatan yang tipis ini lantaran pihaknya melihat tantangan untuk kinerja PNM tahun ini, termasuk ketidakpastian geopolitik yang akan berdampak pada perekonomian.
ADVERTISEMENT
“Target penyaluran hampir Rp 72 triliun, kami tidak banyak berekspektasi banyak, Rp 72 triliun, ini ketidakpastian situasi saat ini, kami harus respons dibandingkan penyaluran 2023 realisasinya Rp 70 triliun. Ya jadi tumbuh belum terlalu. Moga-moga semua seperti yang kita harapkan, pastinya kalau ekonomi kita tetap terjaga situasi nasional, regional, global ” jelasnya.