Bakal IPO, Perusahaan Grup Bakrie Mau Genjot Ekosistem Kendaraan Listrik

26 Mei 2023 16:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peresmian serah terima secara simbolis 22 bus listrik dari PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) kepada PT Mayasari Bakti, di Jakarta, Selasa (14/3/2023). Foto: Nabil Jahja/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peresmian serah terima secara simbolis 22 bus listrik dari PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) kepada PT Mayasari Bakti, di Jakarta, Selasa (14/3/2023). Foto: Nabil Jahja/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) siap menggelar Initial Public Offering (IPO) dalam waktu dekat. Perusahaan yang fokus pada mengembangkan ekosistem kendaraan listrik ini akan melaksanakan penawaran awal pada tanggal 26-31 Mei 2023.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, VKTR akan menjadi perusahaan kendaraan listrik pertama di Indonesia yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun VKTR adalah salah satu anak usaha dari PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), perusahaan flag carrier Grup Bakrie.
Komisaris Utama VKTR, Anindya Novyan Bakrie, mengatakan prospek bisnis pengembangan ekosistem kendaraan listrik ini terbilang besar. Hal ini didukung oleh perubahan besar industri kendaraan global yang bertransisi menuju energi bersih dan ramah lingkungan.
Sejalan dengan itu, melalui Perpres Nomor 55 Tahun 2019, Indonesia pun berkomitmen melakukan percepatan terbentuknya ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk transportasi jalan di Indonesia.
Anindya menuturkan, VKTR akan berfokus dalam mengembangkan bisnis kendaraan listrik di segmen kendaraan komersial seperti bus dan truk.
ADVERTISEMENT
"Berdasarkan data, kebutuhan bus di kota Jakarta saja mencapai lebih dari 10.000 unit hingga tahun 2030. Jika menghitung potensi di seluruh Indonesia, maka angka 10.000 unit ini dapat menjadi 20 kali lipat lebih besar,” ujarnya melalui keterangan resmi, Jumat (26/5).
Head of Agreement (HoA) pengembangan komponen kendaraan listrik antara PT Barata Indonesia (Persero), PT Industri Kereta Api (Persero) dan PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) di Gresik, Kamis (15/9/2022). Foto: Dok. Barata Indonesia
Direktur Utama VKTR, Gilarsi W. Setijono, mengatakan saat ini TransJakarta mengoperasikan sejumlah 52 bus listrik dengan merek BYD di mana seluruh unitnya diperoleh dari perusahaan yang merupakan mitra strategis BYD Auto.
Dalam satu tahun, lanjut Gilarsi, 30 bus yang telah beroperasi sudah membawa hampir 10 juta penumpang, melaju sepanjang 2.8 juta kilometer, mengurangi lebih dari 3,100 ton emisi CO2, serta membantu penghematan biaya operasional TransJakarta sebesar 85 persen setiap hari.
ADVERTISEMENT
"Saat ini kami mendatangkan bus tipe K-9 secara CBU (completely built-up) langsung dari pabrik BYD di Shenzhen, Cina. Tahap selanjutnya, kami mulai merintis proses pembangunan fasilitas perakitan di Indonesia dengan mitra perusahaan perakitan lokal yang berpengalaman di bidangnya,” kata Gilarsi.
Gilarsi menambahkan, selain bus listrik Perseroan juga merambah bisnis truk listrik. Dia menunjukkan pada 2023 ini pasar truk listrik diperkirakan melebihi 111.000 unit per tahun, tren pertumbuhan terlihat di sektor tambang, sawit dan sektor logistik.

Pelaksanaan IPO

Gilarsi mengatakan, VKTR merencanakan harga penawaran IPO pada rentang Rp 100 – Rp 130 per saham. Perusahaan akan menawarkan 8,75 miliar lembar saham baru atau sebanyak-banyaknya 20 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perusahaan setelah penawaran umum.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, VKTR berpotensi mengantongi dana segar antara Rp 875 miliar hingga Rp 1,1 triliun. Pelaksanaan penawaran umum perdana saham diharapkan dapat dilaksanakan pada 12-14 Juni 2023, distribusi saham secara elektronik pada 15 Juni 2023 dan pencatatan saham di BEI pada 16 Juni 2023.
Dalam IPO ini, VKTR telah menunjuk Penjamin Pelaksana Emisi Efek yakni PT Samuel Sekuritas Indonesia, PT Ciptadana Sekuritas Asia, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

Rencana Penggunaan Dana

Gilarsi menjelaskan, seluruh dana yang diperoleh dari penawaran umum akan digunakan antara lain, 39,93 persen untuk belanja modal (capex), 11,59 persen untuk penyertaan modal perusahaan anak, Bakrie Autoparts (BA), 2,49 persen untuk pelunasan seluruh dan sebagian pokok utang kepada PT Tambara Tama Mandiri (TTM).
ADVERTISEMENT
Kemudian, 1,38 persen dana akan digunakan untuk pelunasan seluruh pokok utang kepada PT Andara Multi Sarana (AMS) dan 44,61 persen akan digunakan oleh untuk modal kerja (opex) dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional.