Ayah-Ibu Meninggal Kena Corona, Bocah Yatim Piatu Bikin Susi Pudjiastuti Nangis

25 Juli 2021 13:47 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyampaikan konferensi pers sekaligus menyerahkan Penghargaan Penegakan Hukum Bidang Kelautan dan Perikanan di Gedung Mina Bahari, Jakarta, Rabu, (9/10/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyampaikan konferensi pers sekaligus menyerahkan Penghargaan Penegakan Hukum Bidang Kelautan dan Perikanan di Gedung Mina Bahari, Jakarta, Rabu, (9/10/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019, Susi Pudjiastuti, dibikin menangis oleh kenyataan tragis akibat pandemi COVID-19. Yakni saat bocah 10 tahun jadi yatim piatu, karena ayah-ibunya meninggal akibat terjangkit virus corona.
ADVERTISEMENT
"Andai dekat, saya bisa memeluknya," tulis Susi Pudjiastuti di akun twitter-nya seraya membubuhkan emoticon menangis dan kasih sayang, dikutip Minggu (25/7).
Kenyataan tragis jadi yatim piatu hampir seketika, dialami Vino. Bocah 10 tahun itu ditinggal ibunya, Lina Safitri dan ayahnya, Raharjo. Mereka berdua meninggal dunia hanya berselang sehari, akibat terjangkit virus corona.
Pemakaman COVID-19 di Surabaya. Foto: Instagram/@dishubsurabaya
Saat meninggal, ibu Vino bahkan sedang mengandung 5 bulan. Kini Vino pun tinggal seorang diri di rumahnya, di Kampung Linggang Purworejo, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Untunglah ada pamannya, Margono, yang tinggal bersebelahan.
"Saya bersedia merawat tanpa harus adopsi," tulis Susi Pudjiastuti lagi.
Keinginan Susi Pudjiastuti pun banyak mendapat dukungan netizen. Apalagi di masa pandemi COVID-19, di mana lonjakan kasus terjadi sangat tinggi, korban meninggal telah menyebabkan struktur keluarga tak lengkap lagi. Ada anak kehilangan orang tua seperti Vino, ada juga orang tua kehilangan anak atau istri kehilangan suami.
ADVERTISEMENT
"Saya jadi kepikiran anak Lanang. Ingat waktu papanya meninggal masih SD kelas 3. Saya seperti orang buta kehilangan tongkat, anak masih pada sekolah. Berjuang apa-apa sendiri, anak-anak belum bisa menerima kenyataan," tulis seorang netizen di lini masa Susi Pudjiastuti.