Atasi Dampak Migas di Laut Jawa, Pertamina Ikutkan Korporasi Terkemuka

22 Juli 2019 6:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anjungan minyak lepas pantai milik Pertamina PHE ONWJ Foto: Antara/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Anjungan minyak lepas pantai milik Pertamina PHE ONWJ Foto: Antara/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pertamina terus melakukan upaya maksimal dalam penanganan dampak pasca-munculnya gelembung gas, di sumur migas lepas Pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).
ADVERTISEMENT
Penanganan itu dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang terpercaya, ahli, dan memiliki pengalaman yang terbukti sukses dalam menangani masalah sejenis. Salah satunya adalah Boot & Coots, perusahaan asal Amerika Serikat (AS), yang telah sukses menyelesaikan peristiwa di Teluk Mexico.
Untuk penanganan risiko pencemaran lingkungan, Pertamina Group telah memobilisasi 27 kapal dan 12 set Oil Boom. Selain itu, untuk menjaga agar tidak ada aktivitas nelayan di sekitar lokasi, Pertamina dan PHE ONWJ bekerja sama dengan TNI AL, Satpolairud, dan Pokwasmas, mengerahkan 7 unit kapal Patroli.
Seluruh upaya tersebut sebagai komitmen dan keseriusan Pertamina dalam mengatasi peristiwa di sumur migas lepas pantau tersebut baik dari aspek operasional maupun lingkungan hidup.
ADVERTISEMENT
“Prioritas utama adalah memastikan keselamatan tim dan masyarakat, serta menyelesaikan permasalahan lingkungan di sekitar lokasi,” ujar VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, Senin (22/7).
Penanggulangan gelembung gas di di sekitar anjungan Lepas Pantai YYA-1. Foto: Dok. Pertamina
Fajriyah menambahkan, Pertamina dan PHE ONWJ juga terus melakukan komunikasi dan koordinasi yang intensif dengan berbagai pihak terkait. Seperti SKK Migas, Kementerian ESDM, Kementerian LHK, Pemerintah Daerah, Dinas Lingkungan Hidup Daerah, TNI dan Kepolisian, Ditjen Perhubungan Laut, KSOP, KKP, Pushidros AL, KKKS dan berbagai instansi lainnya.
Bahkan beberapa pihak tersebut juga telah melakukan peninjauan untuk memonitor situasi terkini.
"Pertamina mengucapkan terima kasih atas dukungan positif yang diberikan dari semua pihak. Baik dari komunitas industri migas, pemerintah maupun masyarakat. Dukungan ini memperkuat upaya maksimal kita sehingga dapat memperkecil dampak peristiwa ini bagi operasi perusahaan maupun masyarakat dan lingkungan," kata Fajriyah.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Pertamina telah menyampaikan bahwa dari sejak awal peristiwa langsung menjalankan emergency response, sehingga semua pekerja yang berada di anjungan tersebut langsung dievakuasi. Di waktu yang sama, juga melakukan isolasi dan pengamanan area sekitar anjungan dengan kapal patroli untuk mencegah nelayan dan masyarakat mendekat.
Selain penanganan operasi, Pertamina melalui Emergency Response Tim PHE ONWJ, selama 24 jam tanpa henti telah melakukan langkah penyelamatan lingkungan dari oil spill dengan pengerahan sekitar 27 kapal dan berbagai peralatan yang mendukung seperti oil boom dan puluhan drum dispersant.
Bahkan bersama dengan warga Desa Sedari, Karawang, Jawa Barat, melakukan kegiatan bersih-bersih Pantai Sedari. "Pertamina terus memantau perkembangannya dan melakukan tindakan penyelamatan lingkungan sesuai dengan kondisi di lapangan," tutupnya.
ADVERTISEMENT