Arsjad Rasjid: ASEAN Kolaborasi Transformasi Digital hingga Ketahanan Pangan

11 Agustus 2023 12:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Arsjad Rasjid. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Arsjad Rasjid. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ASEAN Business Advisory Council (ABAC) berkomitmen untuk memajukan ekonomi berkelanjutan dan inklusif di negara kawasan. Ketua ABAC Arsjad Rasjid mengatakan, ada lima fokus untuk mendorong kemajuan ASEAN. Kelima fokus ABAC tersebut adalah transformasi digital, pembangunan secara berkelanjutan, ketahanan kesehatan, ketahanan pangan, dan kemudahan berinvestasi.
ADVERTISEMENT
"Nah ada lima prioritas yang memang kita bawa ke dalam conversation atau pun diskusi di ASEAN. Tiga sebetulnya itu untuk waktu diskusi yang kita lakukan di G20 yang kita bawa ke level ASEAN itu ya. Karena kita merasa bahwa perlu ada suatu proses kontinuitas dan diskusi yang sama," ujar Arsjad saat berbincang dengan kumparan, Jumat (11/8).
Untuk transformasi digital, Arsjad mengatakan, salah satu yang diusung adalah sistem pembayaran digital melalui ASEAN QR Code. Nantinya, QRIS yang saat ini sudah dimiliki Indonesia juga akan bisa digunakan di seluruh negara ASEAN, begitu juga sebaliknya.
Arsjad yang juga Ketua Umum KADIN Indonesia itu menjelaskan, sistem pembayaran yang saling terhubung itu akan memudahkan ASEAN. Selanjutnya, juga mengurangi biaya atau cost saat bertransaksi hingga 2 persen. Tak hanya itu, ASEAN QR Code juga akan memudahkan UMKM di seluruh ASEAN.
ADVERTISEMENT
Arsjad menjelaskan, ABAC juga mengedepankan kesejahteraan UMKM. Menurutnya, peran ABAC di sini akan menjadi penghubung antara perusahaan dengan pelaku UMKM. Dia mencontohkan, perusahaan Jepang bisa memanfaatkan produk furniture asal UMKM Indonesia. Namun, hal ini dilakukan dengan proses yang saling menguntungkan.
"Ada 3 M, yang pertama adalah mentoring, jadi diajari. Oh ini nih bikin desainnya gini, kualitasnya begini, cara prosesnya begini, gitu kan, dimentorin. Yang kedua adalah market. Jepang ini misalnya tadi membeli barang ini kan, off take, atau beli. Jadi itu giving namanya market access. Ketiga, money. Moneynya apa? Itu modal, kalau sudah ada dua hal itu si pengusaha kecil dan menengah di Indonesia ini yang di mebel tadi bisa dapat akses funding dari lembaga keuangan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Arsjad, dengan adanya kolaborasi antara perusahaan dengan UMKM di seluruh ASEAN akan memudahkan pelaku UMKM untuk naik kelas.
Isu selanjutnya yang menjadi fokus ABAC adalah pembangunan yang berkelanjutan. Arsjad menuturkan, nantinya ABAC akan menginisiasi Asian Net Zero Hub. Hal ini sejalan dengan komitmen carbon neutral, di mana Indonesia sudah memiliki komitmen ini di tahun 2060 mendatang. Dengan Asian Net Zero Hub diharapkan membantu perusahaan dan industri memulai perjalanan menuju emisi bersih.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Arsjad Rasjid. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Untuk perusahaan besar, mungkin lebih mudah, untuk perusahaan menengah penuh tantangan. Bagaimana dengan perusahaan kecil? Nah ini harus kita pikirkan, nah di sinilah namanya net zero hub itu sharing of knowledge, sharing apa yang sudah dilakukan dan bagaimana dan creating awareness dan semua. Sampai dengan masalah teknologinya, teknologi apa sih yang bisa dipakai untuk going to less than zero, supaya bisa mengurangi emisi," jelas Arsjad.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ABAC juga menginisiasi ketahanan kesehatan. Menurut Arsjad, hal ini berkaca pada saat awal pandemi, di mana banyak negara justru kesulitan mendapatkan alat kesehatan hingga vaksin. Arsjad bilang, nantinya negara-negara ASEAN akan membuat komitmen untuk memudahkan regulasi di industri kesehatan.
"One Health Campaign, Bagaimana nih kita bisa resiliensi ketahanan daripada kesehatan di ASEAN yang bisa saling bantu. Dan itu bagus untuk Indonesia juga," katanya.
Fokus selanjutnya adalah ketahanan pangan. Menurut Arsjad, ABAC berkomitmen untuk memperkuat ketahanan pangan di kawasan. Hal ini dilakukan dengan kerja sama, sehingga ketika harga pangan naik, ketersediaan pangan di negara ASEAN tercukupi.
"Nah ASEAN negara agriculture, negara ini semua kita bisa kerja sama untuk memperkuat kita punya apa namanya regional ini, karena nggak bisa kalau Malaysia susah kita susah. Vietnam, susah kita susah, karena dampak sosial bisa ke mana-mana," tambahnya.
ADVERTISEMENT