Anies Samakan Transisi Energi dan Matinya Jalur Pantura: Lupa Exit Strategy

2 Februari 2024 18:17 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres 01 Anies Baswedan hadiri Sarasehan DPD RI, Jumat (2/2).  Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Capres 01 Anies Baswedan hadiri Sarasehan DPD RI, Jumat (2/2). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Capres nomor urut 01 Anies Baswedan menyebutkan proses transisi energi membutuhkan rencana strategis atau exit strategy selain strategi pengembangannya. Menurut dia, jangan sampai seperti fenomena matinya ekonomi di Jalan Pantura.
ADVERTISEMENT
Anies menyebutkan, pemerintah terlalu banyak memikirkan rencana yang sifatnya entrance strategy dan jarang memikirkan exit strategy. Dalam dunia bisnis, exit strategy adalah sarana menghindari kegagalan setelah tujuan yang telah ditentukan tercapai.
"Sehingga bagaimana kita memikirkan investasi itu terjadi, bagaimana pembangunan terjadi, tapi jarang memikirkan nanti ujungnya seperti apa," ujarnya saat Sarasehan DPD RI bersama Calon Presiden, Jumat (2/2).
Dia mencontohkan fenomena pembangunan jalan bebas hambatan alias Tol Trans Jawa menjadi pesaing Jalan Pantura. Banyak pengendara akhirnya meninggalkan Pantura, sehingga perekonomian di sepanjang jalan tersebut akhirnya mati.
Anies mengaku tidak masalah dengan Tol Trans Jawa karena dibutuhkan supaya sistem logistik bisa berjalan efisien. Hanya saja, pemerintah melupakan exit strategy atas rumah makan, hotel, dan bengkel di kawasan Pantura.
ADVERTISEMENT
"Ini tidak boleh terjadi di transisi energi. Apa yang terjadi, semua restoran di Pantura itu mati, semua bengkel dan hotel mati. Negara kan tidak boleh mematikan, tapi tanpa kita sengaja, negara membuat mereka mati," tegas dia.
Membandingkannya dengan proses transisi energi, Anies memastikan jika mendapatkan mandat sebagai presiden, dia akan memikirkan nasib para pekerja di luar sektor energi baru terbarukan (EBT) yang akan terimbas.
"Kita harus memikirkan orang-orang yang bekerja, misal pertambangan, kita mau transisi energi ke terbarukan. berarti jenis-jenis tambang yang tidak terbarukan exitnya bagaimana, semua yang bekerja di situ akan pindah seperti apa ke lapangan pekerjaan baru," tuturnya.
Selain pekerja tambang, dia juga menyoroti seluruh mata rantai produksi energi fosil yang akan ditinggalkan seiring proses transisi energi, supaya perekonomian masyarakat yang bergantung kepada fosil tidak ikut mati.
ADVERTISEMENT
"ni berangkat dari observasi kami menyaksikan Pantura, kalau datang ke pantura sedih melihatnya, rumah-rumah makan sudah penuh dengan tanaman rambat karena tidak keurus," ucap Anies.
"Jangan sampai kita menuju sesuatu yang baik tapi tmeninggalkan risiko masalah yang struktural," pungkasnya