Alasan Syarat Loker KAI Lebih Ketat: Lini Bisnis Makin Banyak, Butuh Profesional

22 April 2024 17:25 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji (kiri) dan Vice President Public Relations KAI, Joni Martinus (kanan) saat media gathering PT KAI di Jakarta, Senin (22/4/2024). Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji (kiri) dan Vice President Public Relations KAI, Joni Martinus (kanan) saat media gathering PT KAI di Jakarta, Senin (22/4/2024). Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
EVP of Corporate Secretary KAI, Raden Agus Dwinanto Budiadji buka suara terkait spesifikasi calon pelamar kerja program Management Trainee (MT) yang dibuka tahun ini sangat tinggi.
ADVERTISEMENT
Contohnya kualifikasi pelamar program MT KAI adalah IPK 3,4, akreditasi jurusan kampus unggul/A, hingga Toefl. Agus mengatakan, alasan pertama adalah PT KAI membutuhkan tenaga-tenaga profesional. Menurutnya pakar kereta api di Indonesia masih kurang.
"Tapi ini memang kebutuhan kita, kita ingin desain future leadership, profesional-profesional ke depan yang bergerak di bidang perkeretaapian khususnya operator kereta api," kata Agus saat media gathering di Jakarta, Senin (22/4).
Alasan kedua adalah lini bisnis KAI yang semakin luas dan berkembang. Maka kebutuhan SDM untuk operator kereta api juga semakin tinggi. Dia mencontohkan, operator kereta api di negara maju memiliki ahli di sektor lingkungan.
Pekerja melakukan perawatan kereta di Depo Kereta api Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (22/3/2024). Foto: Budi Candra Setya/ANTARA FOTO
"Dengan yang sekarang ini, kebutuhan keahlian itu menjadi kurang. Kenapa kurang, dulu kita berpikir operator itu hanya masalah operation dan maintenance. Sekarang itu perkembangan luar biasa, ada environment, kita enggak punya (ahli) lingkungan yang betul-betul biasanya ngomongin kereta api," kata Agus.
ADVERTISEMENT
Contoh lainya, skema bisnis operator kereta api sekarang juga sudah bertambah. Agus mencontohkan saat ini PT KAI juga menjadi bagian dari Kereta Cepat Whoosh.
"Skema-skema bisinis oeprator sekarang kan macam-macam. Contoh, kita enggak sangka mengolah Konsorsium Kereta Api Cepat, padahal tadinya kita kelola cuma KRL. Tahunya kita harus berpikir bagaimana soal funding dan sebagainya. Ini kan dinamikanya lebih luas. Jadi kita butuh orang yang lebih oke lahm" urai Agus.
Alasan ketiga, Agus menilai spesifikasi yang dipasang KAI sudah sesuai dengan rektutmen-rektrutmen program MT lainnya. Dia menganggap, banyak lulusan yang sudah memiliki spesifikasi tersebut.
"Histori kita yang lamar di KAI IPK 3,5 itu mungkin 40 persen. Data kita 40 persen. Artinya IPK 3,5 zaman sekarang (sudah biasa), kalau mungkin dulu 3,5 achievement luar biasa," tegasnya.
ADVERTISEMENT