Airlangga Bertemu Tony Blair, Bicara Geopolitik hingga Inklusi Keuangan

19 April 2024 17:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto usai ratas membahas situasi terkini Iran-Israel, Selasa (16/4/2024) Foto: Nadia Riso/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto usai ratas membahas situasi terkini Iran-Israel, Selasa (16/4/2024) Foto: Nadia Riso/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, bertemu Eks Perdana Menteri Inggris Tony Blair di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (19/4). Pertemuan tersebut salah satunya membahas perkembangan geopolitik terkini.
ADVERTISEMENT
Saran yang diberikan Tony yaitu pemerintah harus menjaga Indo-Pasifik menjadi kawasan yang damai.
“Geopolitik sama seperti yang kita sudah bahas, semua negara restrain menahan diri terutama di Timur Tengah. Saya juga sampaikan Jordan, Mesir, Saudi tidak ada kepentingan,” ujar Airlangga usai bertemu Tony Blair di Gedung Kemenko Perekonomian, Jumat (19/4).
“Kemudian Israel sendiri dengan Hamas juga sudah sangat kerepotan. Kemudian dengan Hizbullah mereka juga kerepotan,” tambahnya.
Pemerintah melihat reaksi Iran terhadap serangan Israel masih terbatas. Iran pada Jumat (19/4) dilaporkan menerima serangan rudal dan drone dari Israel. Serangan itu menargetkan Isfahan yang terdapat situs nuklir serta pangkalan militer di sana.
“Kalau di dalam politik ini kan mereka sering sebut tit-for-tat (permainan saling balas) jadi artinya penyelamatan muka,” terang Airlangga.
ADVERTISEMENT
Airlangga menilai serangan tersebut masih dalam skala kecil. Sehingga tidak menimbulkan efek lanjutan. Ia merasa lanjutan serangan tersebut tidak diinginkan banyak negara.
“Ada masalah geopolitik lain yaitu kita sudah punya cukup persoalan di Ukraina yang belum selesai dan itu juga diperkirakan 1-2 tahun belum selesai,” ujar Airlangga.
Airlangga menekankan, apabila kondisi geopolitik stabil maka akan semakin baik bagi kepentingan Indonesia. Jika Indo-Pasifik menjadi kawasan yang bebas konflik, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa semakin baik, dibantu dengan Tony Blair Institute for Global Change (TBI).
“Ke depan kawasan Indo-Pasifik ini jadi salah satu kawasan yang menjadi perhatian dunia. Sehingga tentu di antara kawasan Indo-Pasifik itu, posisi Indonesia sangat-sangat strategis dan momen itu yang harus kita manfaatkan dan untuk itu, Tony Blair Institute siap bantu itu,” ungkap Airlangga.
ADVERTISEMENT
Selain masalah geopolitik, pertemuan Tony Blair dan Airlangga membahas inklusi keuangan melalui digitalisasi, yang sebelumnya sudah dibicarakan dengan Presiden Jokowi.
“Yang kedua melanjutkan pembicaraan dengan Pak Presiden, itu berbicara mengenai financial inclusion melalui digitalisasi karena resource di Tony Blair Institute banyak,” tutur Airlangga.
Agenda pertemuan juga menyinggung transisi energi, di mana Uni Emirat Arab (UEA) berencana membangun panel surya di IKN dengan kapasitas 1,2 gigawatt (GW).