Ada Corona, Harga 1 Bitcoin Cetak Rekor Rp 150 Juta

9 Mei 2020 8:14 WIB
comment
20
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bitcoin. Foto: Dewi Rachmat K/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bitcoin. Foto: Dewi Rachmat K/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harga aset kripto Bitcoin tembus USD 10.000 per koin atau setara Rp 150 juta (kurs Rp 15.000). Ini merupakan level tertinggi sejak awal tahun ini, bahkan sejak Agustus 2019.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Coindesk hari ini pukul 07.00 WIB, harga Bitcoin berada di USD 10.008,49 per koin atau meningkat 4,77 persen dibandingkan hari sebelumnya.
Dilansir Forbes, Sabtu (9/5), kenaikan Bitcoin itu sejalan dengan adanya rencana halving pada 12 Mei mendatang.
Halving merupakan proses pemrograman kembali Bitcoin. Proses halving ini dilakukan empat tahun sekali dan sudah dituliskan dalam kode yang mendasari Bitcoin.
Tujuan dari proses halving adalah menjaga inflasi. Proses tersebut juga akan mengurangi pasokan Bitcoin yang masuk ke pasar, sehingga harganya juga akan melesat.
"Dengan berkurangnya pasokan Bitcoin, kami percaya harga akan naik. Dalam jangka panjang kami mengharapkan terjadi apresiasi harga Bitcoin menjelang akhir 2020 dan awal 2021," kata Leonnard Neo, kepala riset Stack, perusahaan analisis Bitcoin yang berbasis di Singapura.
Bitcoin untuk penarikan Rupiah. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Sejalan dengan hal tersebut, CEO platform investasi aset kripto di Indonesia atau Indodax Oscar Darmawan mengatakan, dalam beberapa bulan ke depan harga Bitcoin akan mengalami kenaikan.
ADVERTISEMENT
“Hari ini kita lihat harga Bitcoin mencapai Rp 150 juta. Artinya kenaikan Bitcoin akan terbuka lebih besar, mengingat sudah menembus harga resisten yaitu USD 10.000 per 1 Bitcoin,” kata Oscar.
Selain karena akan dilakukan halving, peningkatan harga Bitcoin juga dipengaruhi oleh masih terjadinya pandemi COVID-19 atau virus corona di hampir seluruh negara. Para investor pun banyak yang mengalihkan sahamnya ke Bitcoin.
Menurut Oscar, Bitcoin merupakan salah satu aset yang aman dari ketidakpastian global atau safe haven. Sehingga Bitcoin dinilai akan terus digemari para investor dalam situasi saat ini.
“Peralihan pemain ekuitas membuat demand Bitcoin meningkat. Kenaikan harga belakangan dimanfaatkan oleh mereka yang selama ini berinvestasi di saham atau bahkan produk lain untuk ikut bertransaksi di perdagangan kripto,” jelasnya.
Ilustrasi Bitcoin. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Dia juga menjelaskan, pada Maret 2020, harga Bitcoin masih di kisaran USD 4.500 hingga USD 5.000 per koin. Padahal saat itu sejumlah negara terguncang pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
“Bitcoin mengalami tren kenaikan harga di saat produk investasi lain masih belum menunjukkan pemulihan, bahkan hingga saat ini,” kata Oscar.
Dia pun berharap, momentum saat ini bisa memberikan angin segar bagi masyarakat untuk berinvestasi di sektor kripto. Tentunya, masyarakat perlu memahami aturan main saat investasi kripto dengan segala risikonya.
“Setidaknya, investasi di bidang kripto masih hijau hingga sekarang,” tambahnya.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!