Mendobrak Lekatan Stigma

Kristianus Jimy Pratama
Kristianus Jimy Pratama merupakan mahasiswa Magister Hukum Bisnis dan Kenegaraan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada
Konten dari Pengguna
22 Januari 2020 18:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kristianus Jimy Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Stigma merupakan sebuah perspektif yang dilekatkan oleh sekolompok masyarakat terhadap suatu entitas individu hingga kelompok lainnya. Stigma secara berulang terjadi pada hampir seluruh lapisan masyarakat dan terkadang tidak mengenal waktu dan tempat secara rigid. Stigma seringkali dijadikan sebagai alat dalam membenarkan suatu praduga yang hanya menjadi pandangan dari kelompok yang memberikan stigma.
ADVERTISEMENT
Bahkan terkadang, secara sederhana siapa pun dapat menjadi pelaku dari tindakan stigma tersebut. Stigma tak lain merupakan bentuk pelabelan yang berorientasi negatif. Hal ini seperti melekatkan stigma bahwa setiap orang yang telah menjalankan masa pidana dalam sebuah lembaga permasyarakatan apabila kembali kepada masyarakat akan mendapat cap sebagai penjahat di tengah masyarakat. Tak berbeda jauh dengan stigma yang kemudian dilekatkan pada bahwa kecantikan dari seorang perempuan identik dengan kecantikan fisik dan inner beauty menjadi kecantikan yang seringkali abai diperhatikan.
Terkadang stigma-stigma yang berkembang di masyarakat, terbagi atas stigma karena perbuatan masa lampau maupun karena terikatnya seorang individu pada sebuah kelompok sosialnya. Stigma yang didapatkan karena perbuatan masa lampau seringkali menjadi alat pembenar dari pemberi stigma untuk menyatakan bahwa individu atau kelompok terkait tetap sama dengan perbuatannya pada masa lampau. Hal ini pula yang menyebabkan bahwa penerima stigma atas perbuatan buruknya di masa lampau akan terjebak dalam sebuah stigma yang terlekat padanya hingga stigma tersebut hilang.
ADVERTISEMENT
Sedangkan itu, bentuk stigma lainnya dapat berasal dari kelompok sosial tempat penerima stigma berasal. Stigma ini akan jauh lebih muda untuk didobrak terutama apabila berhubungan dengan kelas sosial. Namun, yang patut menjadi sebuah renungan adalah bahwa siapa pun dapat menjadi pelaku dari siklus stigma ini. Perilaku melabelkan stigma secara sederhana dapat dijumpai dengan memberikan pandangan buruk terhadap seorang karena fisiknya. Sebuah stigma akan berkembang menjadi sebuah perundungan pada beberapa kasus tertentu. Namun pelabelan stigma bukan tidak mungkin untuk didobrak. Tetapi beberapa tahap harus dilalui secara bertahap sesuai dengan asal sumber dari stigma tersebut. Yang paling dapat dilakukan secara sederhana dalam mendobrak stigma adalah dengan membuat sebuah rencana diri dan merealisasikannya.
ADVERTISEMENT
Rencana diri merupakan sebuah proses penataan diri mengenai tindakan apa yang harus dilakukan dalam mencapai sebuah tujuan hidup. Betapapun kuatnya sebuah stigma dalam pribadi yang dipenuhi dengan optimisme dan keimanan, maka sebuah stigma akan dapat hilang. Selain itu, diperlukan suatu masyarakat yang tidak apatis dan hanya menerima perspektif stigma yang dilekatkan secara terus menerus. Ini adalah waktu dari pembangunan nilai diri yang terlepas dari stigma. Mari membangun generasi baru yang benar-benar memberikan harapan terhadap bangsa dengan menghentikan pelekatan stigma dan menggerakan pembaharuan terhadap mereka yang terlekat stigma buruk menjadi pribadi yang penuh dengan semangat diri untuk membangun masyarakat.