Dampak Yang Akan Terjadi Ketika Kita Menolak Perkembangan Ai Dan Robotik

kristiandi dongan sijabat
Mahasiswa aktif S1 Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
8 Mei 2024 17:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari kristiandi dongan sijabat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam era yang serba canggih kini, tidak heran jika kita bertemu dengan orang-orang yang menggunakan Artificial Intelligence (AI) atau menggunakan layanan robot untuk dapat membantu pekerjaan kita menjadi efektif dan efisien seperti da Vinci Surgical System digunakan dalam prosedur bedah minimal invasif untuk membantu dokter dalam melakukan operasi dengan presisi tinggi, dan Amazon Echo atau Google Home dapat berfungsi sebagai asisten rumah pintar yang membantu dalam mengatur jadwal, memutar musik, menjawab pertanyaan, mengendalikan perangkat rumah pintar, dan melakukan berbagai tugas lainnya berdasarkan perintah suara sehingga bukan menjadi hal yang aneh lagi jika AI dan Robot dijadikan sebagai salah satu kebutuhan manusia. Tetapi pernahkah kalian berpikir, apa yang akan terjadi ketika kita menolak kecerdasan buatan (AI) atau robotik ini ? untuk itu berikut ini akan ada beberapa penjelasan tentang hal-hal yang mungkin terjadi ketika kita menolak perkembangan AI dan robot dari beberapa sumber:
ADVERTISEMENT
1. Teknologi Semakin Tertinggal
Dalam artikel "The Impact of Refusing Artificial Intelligence in Industrial Sector" dapat kita kutip bahwa ketika kita menolak untuk mengikuti perkembangan AI dan Robot ini, Kita tidak akan dapat mengembangkan teknologi kita ke dalam era Revolusi Industri 5.0, yaitu era yang menitikberatkan pada integrasi pada teknologi canggih sehingga menyebabkan kesenjangan teknologi.
2. Berfokus Pada Solusi Konvensional
kemudian dalam buku "The Innovator's Dilemma" karya Clayton M. Christensen, tanpa adanya AI dan Robot mungkin kita akan bergantung pada solusi konvensional yang mungkin kurang efisien dan efektif dalam menangani masalah yang kompleks. Hal ini akan menyebabkan pemborosan sumber daya, waktu, dan energi dalam memenuhi solusi yang optimal.
3. Kurang Peningkatan Produktivitas
ADVERTISEMENT
Dalam laporan riset "The Economic Impact of Artificial Intelligence on the Global Economy" Potensi teknologi AI dan Robot dalam meningkatkan produktivitas yang kita rasakan sangat banyak sehingga memenuhi beberapa sektor industri dengan otomatisasi proses-proses yang repetitif dan membebaskan manusia untuk fokus pada tugas-tugas yang memerlukan keahlian khusus sehingga jika kita menolak AI dan Robot tersebut, kita tidak akan dapat mengoptimalkan efisiensi dan meningkatkan produktivitas.
4. Terbatasnya Peluang
buku "The Second Machine Age: Work, Progress, and Prosperity in a Time of Brilliant Technologies" oleh Erik Brynjolfsson dan Andrew McAfee menjelaskan ketika kita mencoba menolak AI dan Robot, maka kita juga akan menolak peluang-peluang yang akan membawa perkembangan. Seperti keterbatasan inovasi dan informasi, keterbatasan melakukan Bisnis, dan keterbatasan kemampuan.
ADVERTISEMENT
5. Penyalahgunaan Tata Kelola, Regulasi, dan Etika
laporan "Ethical Guidelines for Trustworthy AI" yang dikeluarkan oleh European Commission Penolakan terhadap perkembangan AI dan Robot juga dapat memicu perdebatan tentang tata kelola, regulasi, dan etika. Tanpa pengaturan yang tepat, kita mungkin menghadapi risiko penyalahgunaan dari beberapa pihak penggunaan teknologi AI dan Robot yang tidak terkendali.
dengan demikian, perkembangan AI dan Robot tidak terelakkan dari kehidupan kita walaupun penggunaan AI dan robot di negara berkembang masih menjadi perdebatan, mengingat masih adanya masalah umum seperti maraknya pengangguran dan kemiskinan. Disisi lain penggunaan AI dan robot juga memberikan banyak peluang dan manfaat. Oleh karena itu, pendekatan yang bijaksana adalah mengadopsi perkembangan AI dan Robot dengan memperhatikan kebutuhan, nilai, dan kepentingan yang ada.
ADVERTISEMENT