Rektor UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda Hadiri AICIS Ke-23

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
Konten dari Pengguna
29 Februari 2024 13:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Prof. Dr. Zurqoni, M.Ag., Rektor UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda hadiri pembukaan The 23rd Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2024 yang diselenggarakan di UIN Walisongo Semarang tanggal 1 – 4 Februari 2024.
ADVERTISEMENT
Pembukaan AICIS Ke-23 ini juga dihadiri oleh Prof. Dr. Muhammad Nasir, M.Ag. (Wakil Rektor Bidang APK), Prof. Dr. H. M. Tahir, M.M. (Wakil Rektor Bidang KAK), Prof. Dr. Bambang Iswanto, M.H. (Ketua LP2M), Dr. Nur Kholik Afandi, M.Pd. (Ketua LPM), Agus Prajitno,S.Si.T.,M.Eng. (Ketua Tim Kerja Humas dan Protokoker) serta Prof. Alfitri, M.Ag., LL.M., Ph.D. (Dekan Fakultas Syariah) dan Dr. Lilik Andar Yuni, S.H.I., M.Si. (Ketua Program Studi Hukum Keluarga Pascasarjana).
AICIS ke-23 mengusung tema “Redefining the Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Right Issues” dilansir pada Direktorat Jendral Pendidikan Agama Islam (Dirjen Pendis) Ketua Steering Committee (SC) AICIS, Prof Mukhsin Jamil menyatakan di forum AICIS tahun salah satu agenda panel akan membahas dan merumuskan solusi atas konflik di Gaza dari berbagai perspektif.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan yang sama pula Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof. Dr. Muhammad Ali Rhamdani menyampaikan harapan agar AICIS bisa menciptakan, menumbuhkan kesepakatan bersama untuk mengatasi permasalahan kemanusiaan. Hal tersebut diungkapkannya pada seremoni pembukaan AICIS ke-23 di UIN Walisongo, Semarang
“AICIS bukan hanya sebagai forum akademik yang eksklusif dan teoretik, tetapi sebagai forum akademik yang sekaligus memberikan tawaran solusi berbagai krisis global,” ujarnya dalam sambutan acara pembukaan AICIS pada (1/2/2024) malam.
Dilansir pada laman kemenag.go.id. Fenomena Konflik antar negara yang sedang terjadi saat ini menyebabkan krisis kemanusiaan global karena hilangnya moralitas agama yang selama ini menjadi kendali bagi sikap dan tindakan yang dilakukan oleh manusia,” ujar Dhani.
“Dalam konteks inilah, AICIS 2024 yang mengusung tema: Redefining the Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Right Issues menjadi sangat strategis dilaksanakan untuk merespons krisis kemanusiaan global. Didukung dengan kenyataan bahwa AICIS merupakan konferensi keislaman terbesar di Indonesia, bahkan di wilayah Asia Tenggara.”
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan ini pula Wakil Menteri Agama RI Saiful Ramat Dasuki dalam Sambutanya banyak menyinggung soal krisis global terkait moral, etika, dan kebebasan hak-hak kemanusiaan juga beragama yang menjadikan solusi untuk menciptakan suasana dunia yang damai
Dalam krisis sosial yang menyebabkan peraelisihan agama bisa menjadi cinta dan toleransi perdamaian dalam mengadvokasi permasalahan permasalahan krisis kemanusiaan. Dalam rangka menumbuhkan sebuah konsep positif peradaban dunia.
Indonesia adalah rumah dan dari sumber dari segala perdamaian salah satunya adalah melalui agama. mengejar konsep keadilan moral dan etika jadi pilar utama berkelanjutan menjadikan pondasi bagi masyarakat yang beragama kemajuan karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai hak yang sama dalam memperolehnya.
Islam telah final dengan mengintegrasikan konsep maqashid as syariah yang menjamin kebebasan beragama dan kebebasan hak manusia menjadi nilai yang menumbuhkan keadilan perdamaian dan kehormatan atas hak-hak dasarnya.
ADVERTISEMENT
Agama datang ke Indonesia semuanya adalah agama yang berakultirasi dengan budaya dimana penyebarannya tanpa ada rasa ketakutan, melalui sebuah proses dialog, adabtasi yang tidak menyebabkan perpecahan.
Sumber: UINSI