Ciptakan "ALESA" Guna Atasi Sampah di Desa DukuhDempok, Jember

KKN 17 DUKUH DEMPOK
Kelompok 17 KKN UMD UNEJ TA 2023/2024
Konten dari Pengguna
8 Februari 2024 20:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KKN 17 DUKUH DEMPOK tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sampling Sampah Anorganik Tertolak yang Akan Diuji Coba Untuk Dilelehkan (dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Sampling Sampah Anorganik Tertolak yang Akan Diuji Coba Untuk Dilelehkan (dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jember – Kelompok 17 sudah berada diujung berakhirnya kegiatan KKN UNEJ Tahun Ajaran 2023/2024. Sudah banyak rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mendekatkan diri dengan warga dan guna mencapai program kerja yang telah direncanakan. Program kerja kelompok 17 ini terkait dengan lingkungan melalui penciptaan alat.
ADVERTISEMENT
Penciptaan alat ini sebagai solusi terhadap permasalahan sampah anorganik tertolak yang ada di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Harapan Baru di Desa DukuhDempok. Sampah anorganik tertolak yaitu sampah yang tidak bisa diperjual belikan seperti kantong kresek, kemasan terigu, kemasan makanan ringan dengan alumunium foil, dan berbagai plastik lainnya. Volume sampah anorganik ini semakin meningkat sedangkan saat ini solusinya hanya terbatas dibakar saja. Pembakaran sampah ini lah justru yang akan menyebabkan masalah baru.
“Alat peleleh sampah anorganik ini dapat digunakan untuk melelehkan berbagai jenis sampah plastik. Hasil lelehan ini bisa dibentuk menjadi berbagai macam kerajinan seperti asbak dan alas meja. Alat ini dibuat dengan beberapa pertimbangan yaitu polusi yang dihasilkan tidak boleh mencemari lingkungan dan biaya harus bisa ditekan seminimum mungkin, untuk itu perlu uji coba berkali-kali” ujar Alwi, Senin (29/01/2024).
Proses Pembuatan Alat Peleleh Sampah (dokumen pribadi)
Alat Peleleh Sampah (ALESA) merupakan alat yang terbuat dari besi yang digunakan untuk melelehkan aneka sampah plastik. Alat ini menggunakan besi karena besi merupakan konduktor yang dpaat bertahan hingga mencapai suhu leleh plastik. Suhu leleh plastic ini berkisar dari 230 hingga 300 derajat celcius. Uji coba ALESA ini dilakukan sebanyak 7 kali. Saat percobaan tersebut dilakukan, ditemukan berbagai kendala dan juga solusi untuk perbaikan alat.
ADVERTISEMENT
Hasil percobaan menunjukkan bahwa untuk melehkan plastik sebesar 10 kg membutuhkan waktu 30 menit dengan menggunakan dua buah torch. Volume yang berkurang dari pelelehan sampah ini mencapai 95%. Melalui ALESA, asap dari proses pelelehan sampah plastik dapat dikendalikan.
"Asap dari hasil pelelehan sampah ini bisa dibuat sistem kondensasi sehingga hasil akhir dari asap ini berupa uap air yang bisa ditampung di tempat khusus. Tentunya hal ini tidak lagi menyebabkan polusi udara." ujar Sinta, Kamis (25/01/2024).
Alat Peleleh Sampah Karya Kelompok KKN 17 UMD UNEJ (dokumen pribadi)
ALESA memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan alat ini yaitu dapat memudahkan pengolahan sampah plastic, lebih ramah lingkungan, dan dapat membuka lapangan pekerjaan baru namun disisi lain, ALESA juga masih belum 100% sempurna. Kekurangan ALESA yaitu dalam hal biaya. Untuk menjadikan sampah menjadi kerajinan dibutuhkan bahan bakar gas dari torch yang mahal. Biaya bisa ditekan apabila menggunakan alternatif bahan bakar dari LPG dan biogas. Akan jauh lebih affordable jika ALESA dapat diintegrasikan dengan biogas, sehingga penelitian alat ini masih harus dilanjutkan agar mendapatkan hasil yang efektif dan efisien khususnya dari segi biaya dan asap pelelehan.
ADVERTISEMENT
Kelompok 17 KKN UMD UNEJ, Universitas Jember