Garuda dan Bisnis yang Tak Berhati Nurani, Kebanggaan Bangsa Berpotensi Hilang

KH Anwar Abbas
Wakil Ketua Umum MUI, Ketua PP Muhammadiyah
Konten dari Pengguna
29 Oktober 2021 8:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KH Anwar Abbas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia. Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia. Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Maskapai penerbangan Garuda yang merupakan kebanggaan bangsa kini sedang berada dalam kesulitan keuangan yang benar-benar sudah mengancam eksistensinya karena kalau perusahaan milik BUMN ini tidak bisa mendapatkan suntikan dana segar maka keadaannya tentu akan semakin memburuk bahkan bisa ditutup dan mati karena jumlah pemasukannya hanya sedikit sementara pengeluarannya masih besar dan banyak sehingga setiap bulan perusahaan tentu saja harus berusaha untuk menutup ketekoran yang ada dengan berhutang atau jual aset dan atau mendapatkan subsidi dari pemerintah.
ADVERTISEMENT
Keadaan ini tentu sangat memprihatinkan karena kalau hal ini tidak bisa segera diatasi maka tentu sudah pasti keuangan Garuda akan berdarah-darah dan bangkrut sehingga nyawanya tidak lagi bisa terselamatkan.
Keadaan buruk seperti ini bisa terjadi tentu tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan adanya faktor-faktor eksternal dan internal yang tidak mendukung.
Dari sisi eksternal misalnya adanya pandemi COVID-19 di mana mobilitas masyarakat jelas sangat-sangat jauh berkurang hal ini tentu akan sangat berdampak terhadap pemasukan dan pendapatan Garuda. Di samping itu keadaan juga diperparah oleh sikap para lessor asing yang sewenang-wenang dalam memberikan kredit dan itu kata Peter F. Gontha telah terjadi selama 2012-2016 . Dan kemampuan serta usaha dari pihak manajemen untuk melakukan negosiasi dengan pihak lessor asing tersebut guna mengurangi utang dan beban perusahaan juga tampak tidak jalan sehingga akibatnya nasib Garuda membuat kita benar-benar merasa nelangsa.
ADVERTISEMENT
Dari sisi internal terlihat pihak manajemen dan para pilot serta awak kabin juga telah ikut membuat keadaan keuangan perusahaan semakin terpuruk karena sudah jelas aliran dana masuk sangat-sangat rendah semestinya mereka juga melakukan langkah-langkah yang signifikan dengan mengurangi pengeluaran perusahaan dan salah satu caranya yaitu mengurangi gaji dan fasilitas yang mereka pendapat selama ini.
Di sinilah kita lihat lemahnya semangat berkorban dari para pihak yang terlibat untuk bisa melakukan sesuatu yang berarti dan bermakna meskipun hal itu akan mengakibatkan berkurangnya tingkat pendapatan dan kesejahteraan mereka padahal seperti kita ketahui pihak Dewan Komisaris karena mengingat kondisi keuangan perusahaan sudah sepakat untuk memberikan contoh dan mengusulkan penangguhan gaji anggota komisaris.
ADVERTISEMENT
Tindakan ini jelas-jelas tujuannya adalah dalam rangka meningkatkan efisiensi keuangan perseroan dan memberikan contoh serta teladan kepada para pihak direksi dan karyawan serta para pilot dan awak kabin agar juga mau melakukan hal serupa walau tidak persis sama.
Untuk itu pihak dewan komisaris seperti disampaikan Yenny Wahid telah mengusulkan agar dilakukan pemangkasan terhadap gaji para pihak yang ada di dalam perusahaan di mana semakin besar jabatan, semakin tinggi pula porsi potongannya. Tetapi hal itu tampaknya tidak diterima. Bahkan seperti disampaikan oleh Peter F. Gontha usulan itu telah ditolak oleh Asosiasi Pilot Garuda (APG) yang tidak mau hak atas fasilitas yang mereka pendapat selama ini dikurangi sehingga hal demikian benar-benar telah menghambat bagi bisanya Garuda melakukan restrukturisasi keuangannya.
ADVERTISEMENT
Jadi tampaknya hati nurani dan rasa kebersamaan sejati yang lebih mengedepankan keselamatan dan kemaslahatan bersama yang menjamin bagi terjaga dan terpeliharanya eksistensi lembaga atau institusi di mana mereka bekerja sudah tidak lagi tampak dalam kehidupan dunia usaha kita. Hal ini tentu jelas sangat kita sesalkan dan sangat patut untuk diprihatini.
Apalagi kalau sampai perusahaan Garuda ini bangkrut dan ditutup maka pertanyaannya apalagi yang bisa kita banggakan sebagai bangsa dalam dunia penerbangan di negeri ini. Kasihan sekali bangsa dan negeriku.