Ketimpangan Jenis Kelamin dan Feminisme di Amerika Latin

Kezia Feradris
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia
Konten dari Pengguna
26 Oktober 2023 6:01 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kezia Feradris tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi lingkungan kerja yang setara gender. Foto: Shutter.B/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lingkungan kerja yang setara gender. Foto: Shutter.B/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apa itu Femisida? Femisida adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembunuhan perempuan hanya karena jenis kelamin mereka. Hal ini seringkali disebabkan oleh ketidaksetaraan gender atau ketimpangan jenis kelamin dan budaya yang memandang rendah perempuan.
ADVERTISEMENT
Pembunuhan merupakan salah satu jenis kekerasan serius yang menimpa laki-laki dan perempuan, dan pelakunya biasanya adalah orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan korban, seperti pasangan atau anggota keluarga.
Di Amerika Latin, kekerasan berbasis gender/ketimpangan gender merupakan masalah serius yang menimpa banyak perempuan di mana terkadang hak asasi perempuan pun hanya dipandang sebelah mata. Hal ini dapat berkisar dari tindakan kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga hingga pembunuhan perempuan oleh pasangan atau keluarganya.
Isu kekerasan terhadap perempuan, termasuk femicide (membunuh perempuan karena gendernya), merupakan masalah serius di banyak negara Amerika Latin. Kekerasan berbasis gender adalah kekerasan yang diakibatkan oleh perbedaan gender yang disebabkan oleh atau secara tidak proporsional menimpa perempuan.
ADVERTISEMENT
Hal ini mencakup berbagai bentuk kekerasan, seperti kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, pemerkosaan, pelecehan verbal, eksploitasi ekonomi dan praktik-praktik lain yang merugikan perempuan.
Masalah ini sering dikaitkan dengan ketidaksetaraan gender, budaya patriarki, dan lemahnya sistem perlindungan dan penegakan hukum di beberapa negara. Gerakan perempuan di Amerika Latin memiliki sejarah panjang dan telah membawa perubahan signifikan terhadap pemahaman kekerasan berbasis gender di tingkat nasional, regional, dan internasional.

Rincian Kasus Kekerasan Perempuan pada Beberapa Negara di Amerika Latin

Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga. Foto: Shutterstock
Pada tahun 1970-an, kelompok perempuan mengkhawatirkan peran negara sebagai penengah kekerasan terhadap perempuan dalam menghadapi oposisi politik.
Dan berkat reformasi ekonomi yang dihasilkan dari kebijakan neoliberal, pengorganisasian demi keadilan ekonomi telah menjadi bagian penting dalam pengorganisasian kesetaraan gender. Beberapa isu atau kajian tentang asal muasal kekerasan gender di Amerika Latin:
ADVERTISEMENT
1. Antara tahun 1993 dan 2014, 1.500 perempuan dibunuh di Ciudad Juaréz. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan muda berusia 15 hingga 25 tahun, dari kondisi sosial yang buruk, bekerja di pabrik swasta (maquiladoras) – dalam kondisi yang sulit.
2. Pada tahun 2009, beberapa kota menyelenggarakan "Éxodo por la vida de las mujeres" (Eksodus untuk Kehidupan Perempuan) dari Mexico City hingga Ciudad Juarez. Salah satu kelompok tersebut adalah Women in Black, yang slogannya adalah Ni Una Más (Bukan Kelompok Lain).
Mereka mengenakan pakaian berwarna hitam untuk memperingati ratusan perempuan yang hilang dan dibunuh di seluruh negeri, dan mengenakan topi berwarna merah muda untuk menandai usia para perempuan yang dibunuh di Ciudad Juarez.
ADVERTISEMENT
3. Pada tahun 2019, Chile mengalami demonstrasi besar yang dimulai dengan protes terhadap kereta api berkecepatan tinggi. Namun, protes ini juga merupakan tuntutan terhadap hak-hak perempuan, termasuk peningkatan kesadaran akan femicide dan kekerasan berbasis gender. Gerakan perempuan di Chile sangat menganjurkan perubahan sosial.
4. Brasil masih menghadapi masalah serius dalam hal pembunuhan terhadap perempuan dan kekerasan berbasis gender. Isu pembunuhan dan pelecehan seksual terhadap perempuan, terutama di kota-kota besar seperti Rio de Janeiro dan São Paulo, menjadi faktor penting yang memicu protes dan gerakan feminis. Solusi atau kebijakan melawan kekerasan gender

Penyelesaian atau Kebijakan dalam Penyelesaian Kekerasan terhadap Perempuan

Ilustrasi Penyelesaiian Kerja | Photo by : Pixabay.com
Organisasi hak asasi manusia, kelompok hak asasi perempuan, dan pemerintah di seluruh Amerika Latin telah bekerja keras untuk mengatasi masalah ini melalui undang-undang perlindungan perempuan, program kesadaran, dan upaya untuk mengubah norma-norma sosial yang memandang rendah perempuan.
ADVERTISEMENT
Meskipun terdapat kemajuan, masih banyak yang harus dilakukan untuk mengurangi kekerasan berbasis gender di wilayah tersebut. Berbagai pemerintahan di negara-negara Amerika Latin telah mengambil langkah-langkah berbeda untuk mengatasi masalah kekerasan terhadap perempuan.
Namun, tanggapan dan kebijakan pemerintah berbeda-beda di setiap negara. Berikut beberapa contoh kebijakan dan praktik yang diterapkan:
1. Perundang-undangan untuk perlindungan perempuan
Undang-undang ini mencakup langkah-langkah untuk melindungi perempuan dari kekerasan fisik, psikologis dan seksual, serta memberikan hukuman yang lebih berat bagi pelaku perempuan.
2. Pusat krisis dan dukungan bagi korban kekerasan berbasis gender
Banyak negara mendukung pembentukan pusat krisis dan dukungan bagi korban kekerasan berbasis gender. Pusat-pusat ini memberikan bantuan medis, konseling dan dukungan hukum kepada para korban.
ADVERTISEMENT
3. Kolaborasi dengan LSM dan aktivis
Banyak pemerintah bekerja sama dengan LSM dan mengadvokasi kesetaraan gender untuk mengatasi masalah ini. Mereka mendukung dan berkolaborasi dengan organisasi masyarakat yang fokus pada hak-hak perempuan.
4. Reformasi Hukum dan Peradilan
Banyak negara melakukan perubahan legislatif untuk meningkatkan sanksi terhadap perempuan pelaku kekerasan berbasis gender. Mereka juga berupaya memperbaiki sistem peradilan agar lebih responsif terhadap korban.
Dalam mencapai kesetaraan gender dan mengurangi kekerasan berbasis gender, termasuk pembunuhan terhadap perempuan, merupakan tantangan besar yang memerlukan upaya kolektif dari pemerintah, masyarakat sipil, LSM, dan individu.
Upaya-upaya ini diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik, lebih aman dan lebih inklusif bagi semua orang, tanpa memandang gender. Kekerasan berbasis gender merupakan masalah global yang mempengaruhi banyak negara, termasuk Amerika Latin.
ADVERTISEMENT
Terakhir, mencapai kesetaraan gender dan mengurangi kekerasan berbasis gender, termasuk pembunuhan terhadap perempuan, merupakan tantangan besar yang memerlukan tindakan kolektif dari pemerintah, masyarakat sipil, LSM, dan masyarakat secara satu per satu. Upaya-upaya ini diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik, lebih aman dan lebih inklusif bagi semua orang, tanpa memandang gender.