Warga Batam soal Belajar di Rumah: Pengeluaran Bertambah

Konten Media Partner
28 Juli 2020 12:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi. Foto: Zalfirega/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Foto: Zalfirega/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan kegiatan belajar di rumah bagi siswa SMP, SD, dan TK di Batam, untuk mencegah merebaknya virus corona di kalangan pelajar, lantas menjadi masalah tersendiri menurut warga.
ADVERTISEMENT
Tahun ajaran 2020/2021 yang sudah berjalan kurang lebih dua minggu itu, proses belajar mengajar dilalui oleh para murid mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi dilakukan secara daring (online).
Kondisi ini menurut sejumlah orang tua di Batam mengaku stres dan pusing. Disebabkan berbagai tingkah yang dialami oleh anak, ditambah lagi fasilitas yang wajib dipenuhi seperti gadget hingga kuota internet.
Seperti yang diakui oleh salah satu warga Bengkong, Batam, Rico. Ia mengatakan, anaknya baru masuk SD tahun ini dan wajib disuruh membaca. Setiap hari harus berkomunikasi via handphone atau laptop.
"Ini tambah kerja, pada saat anak tak konsen belajar kita marahin dia (anak) merajuk ke kita," kata Rico, Selasa (28/7).
ADVERTISEMENT
Bukan itu saja, proses kebijakan ini menurutnya mulai memberatkan dan pengeluaran sehari-hari juga meningkat. Bahkan, peningkatannya sampai dua kali lipat dibanding kondisi normal.
"Kita harus beli kuota internet atau pasang jaringan WiFi. Kalau tidak, tak bisa belajar," kata Rico.
Meski begitu, ia tak menepis kebijakan pemerintah untuk sekolah daring dari rumah ini juga untuk menangkal virus corona. Namun tentu akan berdampak pada ekonomi keluarga.
"Tapi, jika terus seperti ini maka akan berdampak pada keuangan kita lagi," jelasnya.
Sama halnya dengan Rico, Masdi, warga Puskopkar Batu Aji, mengatakan, dari jauh hari sebelumnya sudah memasang jaringan WiFi di rumah dengan tujuan proses belajar anak tidak terkendala.
"Sudah jauh hari kita pasang fasilitas jaringan wifi dengan biaya Rp 500 ribu dan elektronik lainnya yang telah disediakan," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Fasilitas ini menurutnya jauh lebih mahal dari pada buku sekolah. Sehingga menambah biaya pengeluaran disaat ekonomi sedang tidak stabil akibat pandemi COVID-19.
"Padahal ekonomi sedang tidak stabil," bebernya.
Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, mengatakan bahwa kegiatan belajar di rumah bagi siswa SMP, SD, dan TK di Batam tahun ajaran 2020/2021 diperpanjang.
Menurut dia, di tengah pandemi COVID-19, penularan virus corona masih terjadi di Batam sehingga proses belajar dengan tatap muka di sekolah masih tidak memungkinkan.
"Ini kan kita baru lepas dari zona hitam, walaupun ada yang zona kuning, tapi daerah lain masih oren. Ini menjadi pertimbangan pemerintah," kata Amskar pada kepripedia beberapa waktu lalu.