Tingkat BOR di Kepri Tetap Tinggi Padahal Kasus COVID-19 Melandai, Ini Alasannya

Konten Media Partner
17 September 2021 9:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi. Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Meskipun grafik COVID-19 di Provinsi Kepulauan Riau terus melandai. Namun, hingga saat ini tingkat keterisian ranjang atau Bed Occupancy Rest (BOR) di rumah sakit masih cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Kepri, dalam kurun waktu 9-16 September tingkat keterisian BOR sebesar 9,18 persen.
Tingginya BOR ini pun diakui Gubernur Kepri, Ansar Ahmad. Namun ia meyakinkan, jika keterisian BOR itu bukan karena tingginya kasus di Kepri melainkan karena pemulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) melalui pintu masuk Kepri.
Dimana, saat PMI dari Malaysia masuk ada penambahan terkonfirmasi positif COVID-19 di antara rombongannya. Kemudian, harus dikarantina di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang, Batam selama 10-12 hari.
"Memang sekarang kasusnya sudah agak melandai, tapi BOR kita masih cukup tinggi. Itu karena pemulangan melalui PMI pintu masuk Kepri," ujar Ansar Kamis (16/9).
Seharusnya, lanjut Ansar, data terkonfirmasi positif COVID-19 dari klaster PMI tersebut dipisahkan dari kasus di Kepri. Karena, penanganan kasusnya langsung ditangani oleh pemerintah pusat di RSKI Galang.
ADVERTISEMENT
"Karena, kita tidak menangani kasus PMI ini. Makanya, kalau datanya dimasukkan ke Kepri membuat tingkat kasus kita juga meninggi," kata Ansar.
PMI Malaysia tiba melalui pintu masuk Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura, Tanjungpinang. Foto: Ismail/kepripedia.com
Oleh karena itu, mantan Bupati Bintan 2 periode ini meminta pemerintah pusat memisahkan data penanganan COVID-19 PMI dengan Provinsi Kepri. Sehingga, data yang ditampilkan merupakan data sebenarnya sesuai dengan kondisi daerah dalam menangani COVID-19.
"Saya minta pemerintah pusat memisahkan data itu. Supaya, data tersebut sesuai dengan kondisi real sekarang ini," demikian Ansar.
Untuk diketahui, data Satgas Penanganan COVID-19, per tanggal 16 September 2021 ada penambahan kasus terkonfirmasi positif sebanyak 46 orang dan kasus sembuh sebanyak 69 orang. Sedangkan, kasus aktif saat ini sebanyak 475 orang.
Sementara untuk kasus meninggal dunia juga bertambah 4 orang, Sehingga secara kumulatif total kasus meninggal dunia akibat COVID-19 hingga saat ini sebanyak 1.723 orang.
ADVERTISEMENT
Selain itu, berdasarkan peta resiko masing-masing daerah, 6 kabupaten/kota masih berstatus zona kuning. Yakni, Kota Batam, Bintan, Lingga, Anambas, Karimun dan Natuna. Sementara Kota Tanjungpinang masih berstatus zona oranye.