Tahun Ajaran 2020, Penjualan Buku Sekolah di Karimun Lesu

Konten Media Partner
13 Juli 2020 10:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Susunan buku bacaan. Foto: Khairul S/Kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Susunan buku bacaan. Foto: Khairul S/Kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Tahun ajaran baru 2020 yang berada ditengah pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi penjualan buku sekolah di Karimun, Kepulauan Riau. Penurunan terjadi bahkan mencapai 50 persen dari biasanya.
ADVERTISEMENT
Kondisi itu terjadi di dua toko perlengkapan buku yang populer di Karimun seperti Toko buku Siang di kawasan Balai dan Toko buku Salemba di kawasan Sungai Lakam, Karimun.
"Dipersentase kan itu menurun 50 persen lah dari sebelumnya, biasa sehari sebelum masuk sekolah kita tidak ada jeda melayani seperti ini," ujar karyawan salah satu toko buku Siang, Rena Fitriani, Minggu (12/7).
Dia mengatakan, kondisi ini jauh berbeda jika banding pada tahun-tahun sebelumnya. Di mana toko nya mampu menjual 6 dus untuk satu jenis buku tulis sehari dalam kondisi normal.
"Sekarang hanya terjual 3 dus buku saja sehari, biasa hingga 6 dus untuk satu jenis buku. Para orang tua kalau beli buku untuk sementara aja katanya, karena anak sekolah belum sepenuhnya masuk normal. Apalagi anak-anak selama ini belajar online," jelasnya.
Salah seorang Karyawan Toko buku di Karimun, Rena Fitriani, Foto: Khairul S/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Sementara sistem belajar dengan tatap muka bagi pelajar untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) mulai dijadwalkan akan berlangsung, Senin (12/7).
"Besok anak sekolah mulai masuk, beberapa minggu mau masuk sekolah itu sudah ramai, kalau ini masih sepi adapun sekarang hanya beberapa saja," ungkapnya.
Namun demikian, jika penjualan buku tulis dan beberapa kebutuhan sekolah sangat menurun tahun ini, perlengkapan menggambar dan mewarnai justru mengalami peningkatan sejak kebijakan belajar dari rumah diterapkan.
"Karena para orang tua bilang anaknya bosan, jadi mencari buku menggambar, mewarnai untuk kegiatan anak-anak,"kata dia.
Sementara salah seorang wali murid, Widya, mengatakan, kebutuhan akan perlengkapan sekolah kedua anaknya memang tidak sebanyak di saat sebelum masa COVID-19.
"Untuk yang SD saja, buku yang diperlukan tidak terlalu banyak karena itu hanya persiapan aja jelang belajar tatap muka. Sedangkan anak saya yang SMA masih belajar secara daring atau online," katanya.
ADVERTISEMENT