Suplai Air Tak Normal, Warga Sesalkan Layanan PDAM Karimun

Konten Media Partner
20 September 2020 10:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi saluran air. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi saluran air. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Layanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mulia Karimun mendapat keluhan dari masyarakat. Ini dipicu kondisi air yang jarang mengalir ke rumah-rumah warga sekitar.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini dialami warga Bukit Tiung Atas, Kelurahan Tanjungbalai, Kecamatan Karimun, sejak bulan Desember tahun 2019 lalu. Setidaknya, terdapat belasan rumah mengalami hal yang sama.
Salah seorang warga, Marsono, mengatakan, bukan tanpa upaya, pihaknya sering menyampaikan keluhan itu kepada PDAM, namun belum mendapat tindakan dan penjelasan apapun hingga kini.
"Kami udah sering sampaikan, kesana pun tidak ada tindakan juga. Ini berlangsung sejak bulan Desember 2019. Dari gaya lembut, gaya marah udah kita coba tapi enggak juga," ujarnya saat ditemui Kepripedia, Minggu (20/9).
Ia menilai, persoalan distribusi air dari PDAM Karimun saat ini menjadi masalah yang menahun. Warga hanya menginginkan PDAM turun dan dapat langsung memeriksa kendala apa yang sedang terjadi.
ADVERTISEMENT
"Kalau memang tidak bisa melayani lagi konfirmasi lah ke masyarakat. Kami tidak menyalahkan tapi konfirmasi lah ke kita," katanya.
Padahal, kata dia, sumber penampungan air PDAM Karimun tidak jauh dari lokasi perumahannya. Apalagi, warga yang mengeluh akan kondisi ini, pada umumnya juga tinggal di kawasan rumah padat penduduk.
Warga menunjukan saluran pipa air PDAM Karimun. Foto: Khairul S/kepripedia.com
"Penampung air malahan gak jauh dari kita, tapi kenapa kondisinya begini. Khusus disini ada sekitar belasan rumah, tapi di bagian RT sebelah juga ada," ucapnya.
Keadaan ini memaksa Marsono dan warga lainnya terpaksa harus mencari cara lain agar bisa mencukupi air bersih untuk kebutuhan setiap harinya.
"Sebagian warga ada yang masih bayar, tapi saya setiap Minggu harus beli air satu lori (truk) 100 ribu. Bayangkan bagaimana masyarakat yang sedang susah," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Marsono mengharapkan, ada tindaklanjut dari pihak terkait untuk menangani permasalahan tersebut mengingat air menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.
"Soalnya air ini kebutuhan jangka panjang. Ini macam air sisa. Kadang jalan kadang enggak, kita bayar. Kita minta tolong lah di cek ini, susah kami masyarakat ini," tutupnya.