Rafiq Respon Santai Spekulasi Buzzer di Media Sosial

Konten Media Partner
7 Oktober 2020 17:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon Bupati Karimun, Aunur Rafiq. Foto: Khairul S/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Calon Bupati Karimun, Aunur Rafiq. Foto: Khairul S/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Calon bupati Karimun, Kepulauan Riau, Aunur Rafiq, merespon santai terhadap munculnya berbagai spekulasi yang muncul dan berseliweran di jejaring media sosial. Termasuk isu-isu yang diangkat dan berkaitan dengan elektabilitasnya sebagai peserta dalam Pilkada Karimun 2020.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, saat ini masyarakat bisa secara cerdas memilah berbagai informasi yang bermunculan. Dia mengutarakan, apa yang diinginkan masyarakat saat ini adalah manfaat dari pelaksanaan Pilkada dalam memilih pemimpin.
"Masyarakat saya pikir juga sudah cerdas, mana berita yang sifatnya konstruktif untuk membangun, mendorong orang untuk berfikir dan mendiskreditkan dengan IT sekarang, tim Buzzer-buzzer itu kan banyak," ujarnya, Rabu (7/10).
Akibatnya, kata Rafiq, masyarakat yang ditengah kondisi COVID-19 ini dibuat jenuh oleh pemberitaan yang tidak sehat. Seyogyanya, masyarakat menginginkan manfaat pemilihan pemimpin ini dapat membawa harapan untuk kemajuan yang lebih baik.
"Mereka tidak perlu itu. Bukan perlu penghujatan, tapi mereka ingin apa sih manfaat pemilihan pemimpin ini. Mereka minta suatu hal yang konkrit yang bisa memberi suatu harapan kedepan. Yakin dan percaya kejenuhan itu pasti ada," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Rafiq mengaku tidak terlalu memikirkan terkait persoalan-persoalan yang muncul dan di bahas melalui akun media sosial. Ia meyakini pemberitaan yang tidak sehat itu juga bukan bagian dari kebiasaan masyarakat yang ada.
"Kita di bumi melayu ini hal-hal seperti itu belum menjadi suatu hal yang terbiasa dan menjadi bagian dari masyarakat kita," terangnya.
Dia juga mengimbau kepada tim relawan dan simpatisannya, untuk tidak terlalu jauh menanggapi terkait persoalan yang muncul melalui media sosial.
"Kami tidak menginginkan mereka membalas, tapi silahkan jawab. Berikan pencerahan, berikan pemahaman, sehingga hal tersebut bukan artinya terjadi 'perang', perang di media, perang di dunia maya, yang akhirnya kita tidak memberikan pembelajaran kepada masyarakat arti sebuah demokrasi, demokrasi memilih pemimpin," tutupnya.
ADVERTISEMENT