Pulau Tambelan yang Dilelang, Kawasan Konservasi Perairan Terluas di Kepri

Konten Media Partner
30 Agustus 2021 14:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penemuan penyu oleh BPSPL Padang di Kepulauan Tambelan. Foto: BPSPL Padang
zoom-in-whitePerbesar
Penemuan penyu oleh BPSPL Padang di Kepulauan Tambelan. Foto: BPSPL Padang
ADVERTISEMENT
Viral penjualan Pulau Tambelan di Kabupaten Bintan beberapa hari lalu, mengejutkan banyak pihak. Pasalnya postingan tersebut melelang Pulau Tambelan sebesar Rp 1,4 triliun.
ADVERTISEMENT
Gubernur Kepri Ansar Ahmad dan Plt. Bupati Bintan Roby Kurniawan pun ikut angkat suara dan mengingatkan Pemerintah memberikan perhatian serius kepada Tambelan.
Dibalik maraknya postingan pelelangan tersebut, ternyata Pulau Tambelan memiliki kawasan konservasi perairan (KKP) terluas di Provinsi Kepulauan Riau.
Menurut Keputusan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 1050 Tahun 2019 Tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Kepri, di Kabupaten Bintan, Kecamatan Tambelan memiliki luas kawasan konservasi sebesar 1.026.284,49 hektar.
Pulau Tambelan, Bintan. Foto: Bintantourism.
Sedangkan di Kawasan Bintan Timur sebesar 185.078,46 Hektar dan Berakit seluas 4.454,08 Hektar.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2007 dijelaskan bahwa Kawasan Konservasi Perairan adalah kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya dan lingkungan yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, dapat diartikan Pulau Tambelan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, terumbu karang yang sehat dan menyediakan tempat perlindungan bagi sumberdaya ikan yang begitu banyak.
Konservasi Penyu di Tambelan
Penyu di pulau Tambelan, Bintan. Foto: BPSPL Padang
Dengan luas wilayah konservasi yang besar, Tambelan juga terdapat kawasan konservasi penyu yang cukup luas. Berdasarkan Pusat penelitian sumberdaya pesisir dan lautan Universitas Maritim Raja Ali Haji. Zonasi yang menjadi Kawasan Pengelolaan dan Perlindungan Penyu Daerah Kabupaten Bintan terbagi menjadi 3 zona.
Pertama, zona perlindungan penyu dengan luas 33.566,60 ha berada di Kecamatan Tambelan, yang berfungsi sebagai kawasan perlindungan penuh terhadap habitat penyu dengan penetasan alami. Kedua, zona penangkaran penyu dengan luas 24.266 ha berada di Kecamatan Tambelan, yang berfungsi sebagai kawasan penangkaran semi alami dan stasiun monitoring penyu.
ADVERTISEMENT
Lalu, zona pemanfaatan terbatas dengan luas 23.785,89 ha berada di Pulau Bintan bagian timur dan Desa Mapur. Zona ini berfungsi sebagai lokasi penangkaran, kantor pengelolaan konservasi penyu dan taman ekowisata penyu.
Kepulauan Tambelan merupakan lokasi utama peneluran penyu di Kabupaten Bintan. Terdapat dua jenis penyu yang bertelur di Kabupaten Bintan yaitu penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata).
Masyarakat di Kepulauan Tambelan, telah lama melakukan praktek pemanfaatan telur penyu. Terdapat 32 Pulau secara resmi memberikan konstribusi hasil pengelolaan pemanfaatan telur penyu sebelum ada pencabutan perizinan pemanfataan telur penyu di Tambelan. Dengan makin gencarnya perlindungan terhadap penyu, saat ini masyarakat Kabupaten Bintan sangat mendukung upaya perlindungan penyu-penyu tersebut.
Rata-rata telur yang dihasilkan per ekor penyu di Kepulauan Tambelan untuk Penyu Hijau adalah 101 butir per ekor, sedangkan Penyu Sisik adalah 153 butir per ekor. Kira-kira total hasil pemanenan telur berkisar antara 978.313-1.284.035 butir per tahun.
ADVERTISEMENT
Diestimasikan potensi populasi penyu di Kepulauan Tambelan berkisar antara 489.156-642.018 ekor. Dengan jumlah kunjungan induk penyu untuk bertelur antara 9.088-11.928 ekor per tahun.
Musim puncak bertelur penyu di Kabupaten Bintan untuk Penyu Hijau antara bulan Mei hingga Juli, sedangkan Penyu Sisik antara Maret hingga Mei.
Lokasi yang mempunyai nilai tinggi sebagai habitat peneluran penyu adalah Pulau Menggirang Kecil, Pulau Menggirang Besar, Pulau Kepala Tambelan, Pulau Nangka, Pulau Genting, Pulau Lintang, Jelak dan Wie. Di wilayah ini kondisi pantai lokasi peneluran penyu umumnya landai, berpasir putih dengan panjang pantai pendek, dan lebar pantai berubah secara musiman sepanjang tahun.