Proyek Kabel Bawah Laut Lingga-Batam Digesa, Target Rampung di Tahun 2023

Konten Media Partner
9 September 2022 19:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kabel bawah laut. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kabel bawah laut. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pengerjaan jaringan kabel bawah laut dari Kabupaten Lingga ke Kota Batam kian digesa.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kepulauan Riau, Darwin, menyebut pihak PLN sendiri menargetkan proyek ini bakal rampung di semester I tahun 2023 nanti.
"Ketika proyek ini selesai dibangun, beberapa permasalahan kelistrikan di pulau-pulau lain dapat pula diselesaikan," kata Darwin.
Menurutnya, jika nanti proyek ini selesai, dapat membantu PLN untuk memaksimalkan peningkatan listrik di kawasan pulau-pulau.
Di mana yang sebelumnya, tenaga operator genset hingga alokasi bahan bakar diperuntukkan di Pulau Buluh Batam, Daik, dan Dabo, dapat dialihkan ke peningkatan listrik di kawasan pulau-pulau yang belum maksimal.
Dijelaskan, adapun jaringan kabel bawah laut yang kini dikerjakan tersebut mencakup Pulau Lingga-Pulau Seraya-Pulau Singkep, Kabupaten Lingga dan ruas Pulau Batam-Pulau Buluh, Kota Batam.
ADVERTISEMENT
"Seperti nantinya (listrik) di Pulau Pangkil menjadi 24 jam, Tanjung Pelanduk menjadi 14 jam. Menyelesaikan proyek yang satu tadi bisa menyelesaikan beberapa masalah yang lain," imbuhnya.
Ia menuturkan, prasarana di pulau-pulau yang diprioritaskan untuk ditingkatkan jam penyalaan listriknya itu sudah siap. Namun, masih terkendala kekurangan tenaga alih daya atau tenaga operator.
"Tahun ini kita bisa menyelesaikan kelistrikan di 7 pulau dengan program kelistrikan dari APBD. Kita kondisinya memang butuh biaya besar untuk menangani ini. Kita kerja sama juga dengan PLN, mana yang bisa dihandle PLN akan di handle PLN," jelas Darwin lagi.
Di sisi lain, lanjut Darwin, masih ada Dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari sejumlah perusahaan yang diperuntukkan guna penyambungan listrik ke rumah-rumah masyarakat yang tidak mampu dan di wilayah terluar, tertinggal, terdepan (3T).
ADVERTISEMENT
"Dana-dana CSR dari perusahan migas, tambang, dan perusahaan ketenagalistrikan dikumpulkan dan disalurkan kepada masyarakat-masyarakat yang sudah ada jaringan listriknya tapi belum mampu untuk menyambung listrik ke rumahnya," tutup Kadis ESDM Kepri itu.