Pro-Kontra Kapal Feri untuk Pulangkan Mahasiswa Perantau asal Lingga, Kepri

Konten Media Partner
21 April 2020 21:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal feri. Foto: AFP/Sonny Tumbelaka
zoom-in-whitePerbesar
Kapal feri. Foto: AFP/Sonny Tumbelaka
ADVERTISEMENT
Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga, telah memutuskan untuk menyediakan kapal feri untuk membawa sejumlah mahasiswa dan pelajar asal Lingga di sejumlah daerah untuk kembali ke Lingga.
ADVERTISEMENT
Masyarakat pun mulai bertanya terkait kebijakan yang diambil Pemda Lingga. Mengingat disaat itu, Selasa (21/4) Presiden Joko Widodo telah memutuskan untuk melarang adanya mudik di seluruh daerah di Indonesia.
"Pada hari ini saya sampaikan bahwa mudik semuanya akan kita larang. Oleh karena itu saya minta persiapan yang berkaitan dengan ini mulai disiapkan," ujar Jokowi saat membuka ratas online dikutip dari kumparanNEWS.
Jokowi menjelaskan, keputusan melarang mudik ini diambil berdasarkan survei Kementerian Perhubungan. Menurut survei tersebut, masih ada 24 persen warga Indonesia yang akan tetap mudik.
Mengenai Hal ini pun Kabag Kominfo Humas Kabupaten Lingga, Jumadi, menjelaskan kebijakan yang diambil Pemda Lingga pada dasarnya tetap mengedepankan antisipasi penyebaran dan memutus rantai penularan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, antisipasi itu menjadi tolak ukur pemerintah daerah untuk menentukan kebijakan-kebijakan lanjutan nantinya.
"Kita blocking area, kapal dihentikan operasi tapi diketahui ada masyarakat sembunyi pulang masuk melalui pelabuhan-pelabuhan tikus," ujarnya.
Karena itu, jumlah orang yang masuk di Lingga menjadi tidak terkontrol dan sulit dipantau oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Lingga.
Sebagai solusi tengah, khususnya bagi mahasiswa yang tetap harus pulang, kata Jumadi, Pemda Lingga menyiapkan akomodasi untuk kepulangan tersebut dengan prosedur penanganan dan pencegahan penularan virus yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI maupun WHO.
"Nanti ada tim yang jemput dari Promkes. Kita berikan edukasi dan pembuatan komitmen untuk mengikuti prosedur dan yang pulang kita data biar mudah pemantauan," jelas Jumadi.
ADVERTISEMENT

Bagaimana Teknis Pemulangan?

Saat ditanyai teknis pemulangan, Kabag Kominfo Humas Lingga ini mengatakan masih dibahas sedemikian rupa, termasuk armada yang akan digunakan untuk menjemput.
Ia menjelaskan proses penjemputan tersebut dilakukan dengan rentang waktu 23-25 April 2020.
"Kita lihat situasi, jika yang pulang di atas 200-an orang, maka sekali jalan dua armada. Dinas Perhubungan lagi bahas ini dan mendata." jelasnya.
Nantinya, Tim Kesehatan di Tanjungpinang akan memberikan sosialisasi terkait prosedur dan isolasi mandiri sesampainya di Kabupaten Lingga.
Dijelaskannya, selain kru kapal, Pemda Lingga mengirimkan 12 orang yang terdiri dari tim kesehatan untuk pengecekan, Satpol PP untuk pengamanan.
"Jika penjemputan kembali, kapal dari Lingga ke Tanjungpinang, tidak membawa penumpang lagi. Hanya tim medis yang ikut," terangnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, ia memaparkan pula pengawasan terkontrol sesampainya mahasiswa/pelajar di Lingga. Diantaranya dengan mengumpulkan data hingga foto yang bersangkutan, selanjutnya disebarkan ke RT/RW.
Para penumpang di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang yang akan pulang ke Lingga sebelum dilakukan blocking area (28/3). Foto: Amri Zubir/facebook

Kenapa Hanya Mahasiswa dan Pelajar?

Terkait kebijakan tersebut, di sejumlah media sosial mulai bermunculan pertanyaan alasan Pemda Lingga hanya melakukan pemulangan bagi mahasiswa dan pelajar.
"Harap dikaji ulang keputusan ini, apa bedanya masyarakat dengan mahasiswa. Pekerja juga punya orang tua dan kampung halaman. Adil lah dalam membuat keputusan," tulis pemilik akun Encek Sudirman di unggahan kepripedia.
Hal senada juga disampaikan pemilik akun Hairullah Syahrir. Ia pun meminta pemerintah memperhatikan nasib pekerja asal lingga di perantauan yang di PHK.
"Kok mahasiswa aja yang dipentingkan, bagaimana dengan perantau yang pekerja sedangkan tidak bekerja lagi akibat dampak COVID-19. Tolong adil," tulisnya.
ADVERTISEMENT
Menjawab itu, Jumadi menjelaskan jika sebelumnya Pemda Lingga telah membahas wacana pemulangan masyarakat umum yang asli Lingga khususnya bagi pekerja yang telah di PHK.
"Tapi konsekuensinya begini, kita tidak ada indikator bukti PHK yang sedemikian, apakah benar atau tidak. Khawatir ini menjadi modus, kewalahan kita," jelas mantan aktivis di Lingga tersebut.
Namun, ia menyebutkan, penyediaan akomodasi untuk masyarakat umum tidak menutup kemungkinan akan dibahas lebih lanjut oleh Pemda. Tapi dalam kondisi mewabahnya virus ini, hal itu dianggap sangat rentan.
"Roro yang kita larang bawa penumpang aja dijadikan modus, bawa motor 1 orang, tapi bawa 2 orang," sebutnya.
"Intinya, bisa kita bedakan warga terdampak PHK atau tidak? buktikan bagaimana? Jika mahasiswa atau pelajar dapat dibuktikan Kartu Mahasiswa atau Pelajar," tambah dia.
ADVERTISEMENT

Mahasiswa atau Pelajar Wilayah Mana yang Akan Dibawa Pulang?

Secara umum, dijelaskan jika kapal penjemputan melalui rute Tanjungpinang menuju Lingga. Namun, Jumadi menerangkan bahwa mahasiswa dan pelajar Lingga yang berada di luar daerah manapun khususnya Kepulauan Riau yang ikut terdata akan dibawa.
"Ini untuk seluruh wilayah. Tapi, titik penjemputannya di Tanjungpinang," jawabnya.
Dijelaskannya, jika titik penjemputan di banyak tempat atau pelabuhan, maka dinilai tidak efektif dan menyulitkan tim kesehatan.
ads
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!