Persoalan Aliran Air di Batam Belum Tuntas, Hanya Mengalir Tengah Malam

Konten Media Partner
7 Maret 2021 15:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi saluran air. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi saluran air. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Warga Kota Batam, Kepulauan Riau kembali mengeluhkan soal layanan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Batam yang dikelola BP Batam dan dioperasionalkan PT Moya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Setelah sebulan kebelakang banyak keluhan air yang tak mengalir, kemudian muncul keluhan mengenai aliran air hitam pekat di wilayah Sei beduk dan Sengkuang, kini warga mengeluhkan kembali air yang hanya mengalir tengah malam.
Keluhan ini diantaranya dari Warga Kaveling Sei Lekop, Kecamatan Sagulung, Kota Batam. Menurut salah satu warga di RW 06 Kelurahan Sei Lekop, Ery, air hanya mengalir sekitar pukul 2.00 WIB di wilayah kawasan mereka tinggal.
"Ini sangat parah, belum pernah terjadi seperti ini, dulu waktu ATB, mengelola air. Saat musim kemarau sekalipun kita masih mendapatkan suplai air," kata Ery, kepada wartawan, Sabtu (6/3).
Dia mengatakan separah-parah musim kemarau saat itu ATB mengelola air di Batam, suplai air tetap mengalir meski tak lancar. Selain itu, ia menyebutkan jika informasi yang didapat, kondisi air di DAM Muka Kuning saat ini masih tetap normal (tidak kering).
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan beberapa tahun kebelakang, lanjut Ery, suplai air di pemukiman mereka hanya mengalir dua jam bahkan hanya satu jam sehari.
"Air itu baru mengalir pukul 04.00WIB, sampai pukul 05.00WIB dini hari. Setelah itu air sudah tidak mengalir," sebut Ery.
Dia mengatakan selama ini dirinya tak pernah telat membayar tagihan air. Bahkan ia mengaku membayar kewajibannya itu sebelum batas akhir.
"Ini kita bayar setiap bulan, kalau kita telat nanti didenda tar dicopot meteran, sementara kualitas yang diberikan sangat jauh dari harapan," kesalnya.
Hal senada juga disampaikan warga Saguba, Maswir, yang menyebutkan bahwa sejak peralihan pengelolaan air ATB ke PT Moya, air baru mengalir di atas pukul 02.00 WIB. Padahal sebelum-sebelumnya tidak pernah seperti itu.
ADVERTISEMENT
"Memang selama ini air di Sei Lekop kalau siang jarang hidup, karena lokasinya tinggi. Namun saat ini suplai air semakin parah. Dimana kadang air baru hidup pukul 03.00 WIB dini hari. Itupun suplai kecil," kata dia.
Mengenai permasalahan ini, ia dan warga lainnya sangat berharap pihak BP Batam selaku induk dari PT Moya agar dapat mencarikan solusi terkait keluhan warga.
"Ini kita minta kepada pemerintah untuk melakukan peninjauan dan mencarikan solusi. Air ini adalah kebutuhan pokok masyarakat," pinta dia.
Terkait keluhan-keluhan yang bermunculan, Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Dendi Gustinandar, enggan memberikan komentar lebih. Namun ia menyarankan untuk mengonfirmasi langsung ke pihak PT Moya.
Sementara itu, Corporate Communication Manager PT Moya Indonesia, Astriena Veracia, membenarkan suplai air di sejumlah kawasan memang tersendat sejak bertahun tahun.
ADVERTISEMENT
"Sagulung dan Sei Lekop itu stres area, sejak minggu satu kita operasi di November itu Sei Lekop hanya mengalir malam sejak dua tiga tahun yang lalu," kata dia kepada kepripedia.
"Jadi bukan baru ya info distribusi," tambah dia.
Meski demikian, ia mennyebutkan jika pihaknya akan melakukan pengecekan ke lokasi dan berupaya untuk memberikan layanan yang maksimal untuk masyarakat.
"Kita akan upayakan memberikan layanan terbaik. Saat ini kita sedang proses perbaikan suplai, kami terus mengupayakan yang terbaik," kata Veracia.
Selain persoalan sejumlah kawasan yang memang memiliki permasalahan sejak dulu, Veracia juga menuturkan jika pada saat musim kemarau, pemakaian air di Kota Batam meningkat.
Sedangkan saat disinggung minimnya layanan informasi ke masyarakat, Corporate Communication Manager PT Moya Indonesia itu mengaku juga akan meningkatkan layanan informasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Sementara ini, masyarakat dapat mengeluhkan mengenai pelayanan dengan menyampaikan di setiap leaflet yang telah didapat setiap pelanggan.
"Setiap pelanggan ada leaflet untuk menyampaikan keluhan dalam informasi air di Kota Batam. Kami kirim leaflet ke setiap pelanggan melalui pencatat meter," pungkas dia.