Pendiri Panti Terinspirasi Dari Alumni Panti

Konten Media Partner
4 Oktober 2019 15:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marmansayah saat berbincang dengan pewarta
zoom-in-whitePerbesar
Marmansayah saat berbincang dengan pewarta
ADVERTISEMENT
Marmansayah pendiri panti asuhan Uswatun Hasana, Kamlung Wali Melayu, Sei Aleng, Kelurahan Sei Binti, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, beberapa hari terakhir ini namanya terbit dibeberapa media lokal di Kota Batam, karena menyelamatkan seorang Bayi perempuan yang dibuang di bawah alat berat, borduser.
ADVERTISEMENT
Dibalik keiklasannya menjaga bayi dan menyelamatkan anak-anak yang kurang beruntung, karena tidak memiliki orang tua ataupun sanak saudara yang mengurus, ternyata dirinya terinspirasi dari lingkungannya semasa kecil, yang kebetulan juga seorang anak panti asuhan, karena ditinggal seorang ayahnya dan di usia belasan tahun dirinya terpaksa menumpang di Panti Asuhan, karena ibunya juga dipanggil sang kuasa.
Pria kelahiran, Pulau buluh pada 23 Maret 1997, ini ditinggalkan orang tua laki-lakinya sedari bayi, dan Ibunya juga meninggal saat usianya masih belasan tahun.
Hidup sebatang kara dan tinggal di Panti Asuhan, membuat dirinya bertekad untuk menjadi pribadi yang berakhlak baik, meski kisah hidupnya tidak sesempurna anak-anak yang memiliki keluarga yang lengkap.
Di panti asuhan tersebut, tempat dirinya menimba ilmu pengetahuan sekaligus mendapat kasih sayang dari pengurus dan teman-teman, yang senasib dengannya. Tak jarang rasa perih itu begitu terasa, ketika dirinya melihat ada teman-teman seusianya kala itu yang bercengkrama dan memadu kasih dengan orang tuanya.
ADVERTISEMENT
"Di saat itu lah saya menangis dan iba ingat dengan kedua orang tua," kata Marmansayah.
Setelah mengalami kisah pilu tersebut, disitulah dirinya terinspirasi jika kelak, ia beranjak dewasa ia bertekad untuk mendirikan sebuah panti asuhan untuk para anak-anak yang ditinggal kedua orang tuanya, karena tidak ingin anak-anak tersebut kehilangan kasih sayang seperti dirinya.
Seiring berjalannya waktu, Marman tumbuh dewasa dan tidak pernah meninggalkan ibadahnya, ketika usianya beranjak 17 tahun, Marman dipercaya untuk memimpin panti asuhan Uswatun Hasanah di daerah Barelang.
"Sekarang Panti asuhan di Barelang sudah jalan, dan berkembang," kata Marman.
Meski pernah dipercaya memimpin panti asuhan, namun dirinya tidak berpuas diri karena keinginannya adalah mendirikan sebuah panti asuhan sendiri. Dengan tekad dan niat tulusnya, akhirnya dirinya bersama dengan koleganya mendirikan cabang Panti Asuhan Uswatun Hasanah di kampung Wali Melayu, Sei Aleng, Sungai Binti, tempat bayi malang perempuan yang kini dirawat.
ADVERTISEMENT
"Semua ini saya lakukan hanya untuk menyenangkan orang tua saya. Meski mereka sudah tiada. Saya percaya mereka bersama Allah SWT," ungkapnya.
Saat ini Marmansyah sudah berusia 22 tahun dan sudah dua tahun pula Cabang Panti Asuhan Uswatun Hasanah Sei Binti, berdiri. Meski begitu sampai sekarang dirinya masih membujang, meski dia sudah harus mengurus anak di Panti Asuhan sebanyak 21 orang.
"Saya sangat senang, meski semua serba kekurangan," katanya.
Sejak adanya panti asuhan, dirinya belum pernah mendapat dukungan dan perhatian dari pemerintah.
"Saya belum dapat perhatian dari pemerintah. Dan, saya tidak menyalahi pemerintah karena administrasi kami belum lengkap dan saya belum dapat mengurus, allhamdulilah administrasi Yayasan sebentar lagi sudah siap, tetapi percaya lah yang penting niat kita iklhas untuk menolong orang maka rezeki itu akan datang sendiri," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Penulis : Zalfirega
Editor : Wak JK